Saturday, June 19, 2010

PLN Tersorot

19 Juni 2010
PLN Tersorot

Setelah tersebar di lingkungan intern PLN, puisi Dahlan Iskan “PLN Tersorot” kini merambah ke lingkungan luar yang dimuat dalam Harian KONTAN dan KOMPAS tanggal 19 Juni 2010. Puisi yang ditulis DIS, demikian kalangan dekat di PLN menyebutnya, dibuat dalam bulan pertama setelah menjadi CEO PLN.

Puisi Dahlan Iskan “PLN Tersorot” di lingkungan intern PLN
Berikut berita “PLN Tersorot” yang terpajang di kedua media tersebut:

Tidak semua sorotan benar
Banyak juga yang hanya emosional
Tapi Itulah kenyataannya
Kenyataan dunia modern saat ini
Yang disebut juga zaman marketing

Persepsi adalah segala-galanya
Persepsi sering mengalahkan fakta
Tidak ada gunanya berbantah lisan
Tidak ada gunanya marah serapah
Tidak ada jalan lain
Kita harus kalahkan persepsi itu

Dengan tekad baru
Kita nyalakan Indonesia seluruhnya!
Kita senyumkan Indonesia secepatnya!

Tekad baru
Semangat baru
Bebaskan Indonesia dari kegelapan
Bebaskan warga PLN dari cap yang hina ini;
Cap sebagai sarang korupsi
Cap sebagai pengemis subsidi
Penghisap uang negeri
Tahun 2010 kita mulai sepenuh hati
Tahun 2012 kita akhiri penderitaan ini

Inilah puisi berjudul “PLN Tersorot!” yang saya tulis di bulan pertama saya menjadi CEO PLN Januari 2010 lalu. Puisi tersebut kini berubah menjadi poster yang dipasang di seluruh kantor unit PLN di seluruh Indonesia. Inilah puisi yang kemudian menggerakan tekad baru karyawan PLN.

Misalnya, tekad membersihkan diri dari citra sarang ko­rupsi. Inilah citra negatif yang paling sulit dihapus dari benak masyarakat. Ketidak percayaan masyarakat sudah demikian dalamnya. Karena itu, pidato dan slogan saja sudah tidak me­madai. Harus ada action nyata untuk melawannya. Itu sebabnya direksi baru PLN datang ke KPK untuk mendekla-rasikan diri anti korupsi. Kami meminta KPK me-ngawasi pengadaan barang dan jasa di PLN yang bernilai triliunan rupiah.

PLN juga melibatkan BPKP memproses transaksi yang sen­sitif. Misalnya, transaksi seluruh listrik swasta (IPP) terken­dala. PLN juga menempuh cara baru dalam tender. Selain mengubah sistem tender PLN juga melibatkan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah). Setiap dokumen tender yang berpotensi menimbulkan persoalan dikonsultasikan ke LKPP. Jangan sampai ada dokumen tender yang di dalamnya mengandung kecenderungan memenangkan salah satu pihak.

PLN masih ingin telanjang lebih bulat lagi. Awal Juni 2010, PLN menjalin hubungan khusus dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bentuknya sangat mengejutkan: BPK bisa mengakses komputer keuangan PLN secara live atau real time. BPK bisa masuk ke komputer PLN secara otomatis sampai ke komputer keuangan yang paling rinci. PLN menjadi BUMN pertama di Indonesia yang menempuh cara ini.

Konsekuensinya, proses keuangan di PLN harus benar-benar telanjang.

Memang, kelihatannya upaya-upaya tersebut berlebih-an. Tapi saya berkeyakinan, untuk melawan sesuatu yang sudah sangat parah harus dengan cara extra ordinary. Cara biasa-biasa saja tak memadai untuk meyakinkan masyarakat yang tingkat ketidak percayaannya pada PLN sudah demikian dalamnya.

Puisi itu dan langkah-langkah konkrit di bidang pengadaan dan keuangan juga penting mengubah citra di internal PLN sendiri. Dengan langkah-langkah itu, sebagian karyawan PLN yang selama ini muak dengan praktik korupsi di PLN mendapat angin segar. Lalu membuat gelombang dari dalam yang lebih kuat untuk melakukan perbaikan. Misalnya, dalam menyuk­seskan program melawan pemadaman bergilir di seluruh Indonesia itu.

Semula kalangan PLN pesimistis mampu mengatasi pemadaman bergilir di seluruh wilayah Indonesia yang sudah demikian parahnya. Tapi dengan semangat baru, ternyata bisa. Kini tinggal Pulau Lombok yang belum beres. Di kota-kota lain, upaya melawan pemadaman bergilir sudah berhasil. Listrik cukup tersedia di semua wilayah, meski baru pas-pas­an. Lombok juga akan beres akhir Juni ini.

Kini kepercayaan itu mulai muncul. Setidaknya di kalangan interen PLN.

Dahlan Iskan
CEO PLN

*Dikutip dari HARIAN KONTAN,19 Juni 2010

No comments:

Post a Comment