Wednesday, September 26, 2007

Kini Ada Simbol Mercy di Perut Saya

September 26, 2007
Kini Ada Simbol Mercy di Perut Saya (Sebuah Penutup)
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (32-Habis)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

ADA kesan yang mendalam bahwa sakit saya yang parah kemarin-kemarin itu karena saya kerja terlalu keras. Seorang ibu sampai menasihati anaknya begini: Jangan kerja terus seperti itu. Nanti seperti Pak Dahlan Iskan!

Tuesday, September 25, 2007

Setelah Transplantasi, Kian Tidak Jelas Hitungan Umur Saya

September 25, 2007
Setelah Transplantasi, Kian Tidak Jelas Hitungan Umur Saya
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (31)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

UMUR berapakah saya sekarang?
Tepatnya saya tidak tahu. Apalagi setelah melakukan transplantasi liver ini.

Kakak sulung saya memang pernah mencatat tanggal kelahiran saya. Yakni di balik pintu lemari kayu yang kasar. Ditulis dengan kapur lunak, diambilkan dari kapur yang biasa dipakai nenek untuk makan sirih. Itu bukan lemari pakaian karena kami tidak perlu lemari untuk pakaian. Baju kami, sekeluarga, tidak lebih dari sepuluh. Cukup disangkut-sangkutkan di paku yang menancap di dinding. Juga karena kami tidak bisa beli lemari. Lemari yang ada itu bikinan bapak sendiri untuk menyimpan apa saja: kaleng bekas, piring seng untuk makan, cobek (mangkuk terbuat dari tanah), dan leper (tempat mengulek sambal, terbuat dari tanah), dan sebangsanya. Makanan juga disimpan di situ -kalau kebetulan ada.

Monday, September 24, 2007

Banyak Faktor Keberhasilan, tapi Jangan Buru-Buru Merasa Sehat

September 24, 2007
Banyak Faktor Keberhasilan, tapi Jangan Buru-Buru Merasa Sehat
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (30)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

MENGAPA operasi transplantasi liver saya berhasil? Setidaknya sampai hari ini? Faktor apa saja yang memengaruhinya?

Jawabnya dua macam: mau yang pendek atau yang panjang. Mau yang religius atau yang ilmiah. Kalau mau pendek dan tampak religius, jawabnya ini: semua itu berkat tangan Tuhan. Selesai. Tidak perlu lagi tambahan apa-apa. Siapa yang bisa membantahnya? Siapa yang berani mempersoalkannya? SMS yang masuk ke saya pun hampir semuanya bernada begitu. Mereka mengatakan semua ini karena Allah. Hanya satu-dua yang mengatakan, “Semua ini karena Allah dan kepintaran para dokternya.”

Sunday, September 23, 2007

Sering Kaget Disapa Wanita Modis dan Ceria dalam Lift

September 23, 2007
Sering Kaget Disapa Wanita Modis dan Ceria dalam Lift
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (29)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

DI masa menanti waktu pulang ini, saya kehilangan dua teman wanita yang paling saya akrabi. Keduanya tinggal di lantai yang sama. Satu dari Jepang, satunya lagi dari Harbin, Tiongkok. Saya sering sekali mengunjungi kamar masing-masing dan ngobrol berlama-lama. Terutama kalau istri saya pergi belanja. Apalagi mereka senasib: juga hepatitis, sirosis, dan kanker hati. Kami biasa saling curhat.

Saturday, September 22, 2007

Tunggu Pulang Diimunisasi Hepatitis B, Saingi Cucu

September 22, 2007
Tunggu Pulang Diimunisasi Hepatitis B, Saingi Cucu
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (28)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

TEPAT sebulan setelah transplantasi, dokter sudah mengizinkan saya pulang. Jadi, 6 September yang lalu sebenarnya saya sudah bisa kembali ke Indonesia. Tapi, tim saya, terutama Robert Lai, minta saya lebih bersabar. Tim Surabaya juga demikian. Bahkan, ada yang minta biar enam bulan baru pulang juga lebih baik. Dia tahu, kalau pulang, saya pasti langsung lupa diri. “Kalau selama ini sudah sabar enam bulan, mengapa tambah dua bulan lagi tidak kuat?” tambah Ir Budiyanto, perancang Gedung Jatim Expo dan Rumah Cepat Tsunami Aceh, ketika menjenguk saya.

Friday, September 21, 2007

Liver Ganti, Khawatir Berubah Tak Bisa Menulis Baik

September 21, 2007
Liver Ganti, Khawatir Berubah Tak Bisa Menulis Baik
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (27)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KARENA yang diganti ini adalah hati, apakah perasaan saya tidak berubah? Pertanyaan itu bahkan datang dari diri saya sendiri. Sejak sebelum dilakukan transplan sampai sesudahnya. Gara-garanya, literatur yang mengatakan bahwa banyak kasus si penerima organ akan mengalami perubahan.

Thursday, September 20, 2007

Transplantasi Berhasil, Istri Gembira karena Wajah Berubah

September 20, 2007
Transplantasi Berhasil, Istri Gembira karena Wajah Berubah
Pengalaman Pribadi menjalani Transplantasi Liver (26)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KALAU saja foto liver lama saya dimuat di koran tanpa penjelasan (foto-foto itu akan dimuat di edisi buku), setidaknya akan muncul tiga versi tanggapan. Orang di desa saya akan langsung mengatakan, “Pasti ini karena disantet”. Begitu jugalah dulu penilaian terhadap ibu saya. Juga terhadap kakak saya.

Wednesday, September 19, 2007

Prihatin atas Keprihatinan terhadap Wajah Hitam Saya

September 19, 2007
Prihatin atas Keprihatinan terhadap Wajah Hitam Saya
Pengalaman Pribadi menjalani Transplantasi Liver (25)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

“SAYA nanti juga akan meninggal dengan wajah hitam,” kata saya kepada istri saya. Saya ingin menyiapkan mental istri saya bagaimana harus menahan rasa malu. Terutama di mata keluarga dan teman-teman pengajiannya. Istri saya memang aktif di perkumpulan Pengajian Wanita Surabaya (Pengawas), satu perkumpulan yang amat besar dan aktif. “Saya nanti akan seperti Cak Nur,” tambah saya.

Tuesday, September 18, 2007

Istri Khawatir Saya Meninggal dengan Wajah Menghitam

September 18, 2007
Istri Khawatir Saya Meninggal dengan Wajah Menghitam
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (24)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SAYA tidak berhasil menyembunyikan perubahan di wajah saya. Padahal, dua tahun lamanya saya berhasil menyembunyikan bengkaknya kaki. Juga bengkak di badan. Menyembunyikan membesarnya payudara. Yang tak kalah penting, saya berhasil menyembunyikan keloyoan fisik saya.

Monday, September 17, 2007

Datang Tawaran Liver Hidup dari Orang Muda asal Bandung

September 17, 2007
Datang Tawaran Liver Hidup dari Orang Muda asal Bandung
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (23)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SAYA hampir kehilangan momentum. Kedatangan saya untuk antre transplantasi liver ini agak terlambat, meski belum fatal. Sebulan setelah saya menunggu, keluar peraturan baru: tidak gampang lagi pasien asing mendapatkan donor. Tapi, mestinya, saya belum terkena peraturan itu karena saya sudah mendaftar sebelum itu.

Sunday, September 16, 2007

Ingin Naikkan Albumin, Berburu Banyak Ikan Kutuk

September 16, 2007
Ingin Naikkan Albumin, Berburu Banyak Ikan Kutuk
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (22)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SETELAH hati mantap melakukan transplantasi, barulah saya menentukan langkah. Ada tiga yang harus dipertimbangkan. Kehebatan dokter, kesediaan donor, dan ketepatan rumah sakitnya. Dari situ baru kami tentukan tempatnya. Tiga faktor itu saya sebut sebagai “persyaratan mutlak”. Lalu masih ada sejumlah “persyaratan keinginan”. Misalnya, kedekatan dengan Indonesia, kedekatan budaya, dan kedekatan bahasa.

Saturday, September 15, 2007

Yang Pro dan Yang Anti-Transplan Bertinju Sengit dalam Pikiran

September 15, 2007
Yang Pro dan Yang Anti-Transplan Bertinju Sengit dalam Pikiran
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (21)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KALAU saja saya dulu peduli sedikit dengan badan saya, sebenarnya masih ada jalan agar terhindar dari transplantasi. Juga terhindar dari potong-limpa. Katakanlah suntikan interveron yang saya jalani sampai 70 kali (setiap dua hari sekali) itu tidak berhasil “memingsankan” virus hepatitis B saya, tapi belakangan sebenarnya keluar obat baru yang harus diminum tiap hari. Agar virus yang tidak mungkin lagi dikeluarkan dari liver itu “tidur nyenyak” saja di dalam liver. “Bangun”-nya virus hepatitis B akan langsung menyerang liver hingga kelak jadi sirosis.

Friday, September 14, 2007

Baru Tahu Mengapa Dokter Singapura Pilih Potong Limpa Saya

September 14, 2007
Baru Tahu Mengapa Dokter Singapura Pilih Potong Limpa Saya
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (20)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

ANCAMAN infeksi yang serius setelah pemotongan (embolisasi) limpa, memang tidak dianggap enteng oleh Prof Shao. Apalagi, suhu badan saya, pada hari-hari pertama, naik sangat tinggi: lebih dari 38 derajat Celsius. Tapi, semua bisa diatasi. Seminggu kemudian, suhu badan saya kembali normal dan stabil. Rasa sakit setelah pemotongan itu lebih hebat daripada transplantasi liver. Juga lebih lama: seminggu penuh.

Thursday, September 13, 2007

Waktunya Tiba, ketika Menggigit Pisang Berlumur Darah

September 13, 2007
Waktunya Tiba, ketika Menggigit Pisang Berlumur Darah
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (19)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SETUJUKAH dokter Singapura dengan pendapat Prof Shao dari Tianjin, Tiongkok, tentang rencana pemotongan limpa saya?

“Kalau tujuannya untuk menaikkan platelet, memang OK,” katanya. Dia juga setuju kalau sampai platelet turun terus, ketahanan tubuh saya kian habis dan saya akan mengalami perdarahan dari setiap lubang yang saya miliki. Ini juga sama dengan penjelasan Prof Shao. Waktu itu saya juga tanya ke Prof Shao: Pada angka berapa perdarahan itu akan terjadi? Katakanlah platelet saya (yang seharusnya minimal 150) sekarang tinggal 60. Dan masih akan turun terus.

Wednesday, September 12, 2007

Dokter Menegur Iba, Ingat Nasib Ayahnya yang Redaktur

September 12, 2007
Dokter Menegur Iba, Ingat Nasib Ayahnya yang Redaktur
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (18)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

BUKAN. Bukan bodoh. Semua penjelasan Prof Shao mengenai bahayanya penyakit saya, saya mengerti sepenuhnya. Terang-benderang penjelasannya. Saya pasti tidak bodoh. Hanya saya sadari, saya agak ndablek. Dan dia tahu perilaku saya itu. Dia tahu keras kepala saya, sembrono saya.

Tuesday, September 11, 2007

Dokter Mengetuk Dada, Timbul Bunyi seperti Tong Kosong

September 11, 2007
Dokter Mengetuk Dada, Timbul Bunyi seperti Tong Kosong
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (17)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SAYA pernah membenci kaus kaki. Setiap pulang dari bepergian, selalu saja kaki saya seperti balon panjang yang ditiup tidak sempurna. Besar atas bawahnya, dekok di tengahnya. Ini terjadi karena karet di kaus kaki tersebut menekan kaki saya. Karena yang dijepit adalah daging kaki yang bengkak, maka tidak gampang baliknya.

Monday, September 10, 2007

Esofagus Ditambal atau Bilang Saja Pencernaan Dilaminating

September 10, 2007
Esofagus Ditambal atau Bilang Saja Pencernaan Dilaminating
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (16)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KETIKA kartu suara pemilihan wali kota Surabaya dihitung, dokter RS Darmo Surabaya juga mulai melihat dari mana asal darah yang saya muntahkan. Saya dibius. Tenggorokan saya dimasuki alat yang ujungnya berkamera superkecil. Tindakan ini dalam istilah kedokteran disebut dengan endoskopi. Yang mengendoskopi saya ketika di RS Darmo Surabaya saat itu adalah dr Pangestu Adi SpPD-KGEH, yang sudah sangat ahli dan senior di bidang itu.

Sunday, September 9, 2007

Setelah Rutin Disuntik, Menyangka Hepatitis Sudah Beres

9 September 2007
Setelah Rutin Disuntik, Menyangka Hepatitis Sudah Beres
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (15)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SAYA menerima kehadiran virus hepatitis B di liver saya sebagai takdir. Kalau kemudian berkembang menjadi sirosis dan kanker, itu sebagai sunnatullah-Nya -sudah seharusnya begitu. Jangan harap satu virus hepatitis B tidak akan menjadi sirosis. Dan, jangan ada harapan sirosis tidak akan jadi kanker. Tidak ada keajaiban di proses itu. Tidak ada mukjizat. Tinggal waktu saja yang berbeda. Proses perkembangan itu lama atau cepat.

Saturday, September 8, 2007

Tersenyum ketika Dioperasi seperti Menikmati Kemiskinan

8 September 2007
Tersenyum ketika Dioperasi seperti Menikmati Kemiskinan
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (14)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

JELASLAH bahwa karena kemiskinan dan kejumudan yang melatarbelakangi, saya menderita sakit liver. Apakah saya menyesali dilahirkan di keluarga miskin? Sama sekali tidak. Kemiskinan kami adalah kemiskinan struktural. Kemiskinan yang juga dialami banyak orang di lingkungan saya. Bahkan hampir di semua kampung saya. Di kapupaten saya. Juga di negara saya. Kemiskinan rame-rame. Kami bisa menikmatinya bersama-sama.

Friday, September 7, 2007

Boleh Tak Mengaku, 25 Juta Orang Menghadapi seperti Saya

7 September 2007
Boleh Tak Mengaku, 25 Juta Orang Menghadapi seperti Saya
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (13)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

MENGAPA saya harus menjalani transplantasi liver?
“Karena sudah ada kanker di liver saya dan sudah mulai menyebar ke beberapa tempat meski semuanya masih di dalam liver.”

Thursday, September 6, 2007

Perawat Sekaligus Menjadi Polisi Penjaga Virus

6 September 2007
Perawat Sekaligus Menjadi Polisi Penjaga Virus
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (12)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KELUAR dari ICU tidak berarti merdeka. Justru harus lebih hati-hati. Ini karena ruang biasa tidak dilengkapi peralatan monitor yang serbaotomatis. Padahal, terlalu banyak kasus kegagalan transplantasi liver terjadi justru pada minggu pertama setelah keluar dari ICU. Yakni, ketika pasien terkena infeksi.

Wednesday, September 5, 2007

Mulai Berdiri, Bergurau soal Liver, Dimarahi Saudara di Desa

5 September 2007
Mulai Berdiri, Bergurau soal Liver, Dimarahi Saudara di Desa
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (11)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

JANGAN begini. Jangan begitu. Banyak sekali peringatan yang disampaikan kepada kami sebelum pertama saya turun dari tempat tidur. Itu hari kelima setelah operasi atau hari kedua setelah keluar dari ICU. Misalnya, jangan sampai langsung berdiri. Bisa tiba-tiba pusing dan jatuh.

Tuesday, September 4, 2007

Meski Keluar ICU, Jangan Anggap Sudah Merdeka

4 September 2007
Meski Keluar ICU, Jangan Anggap Sudah Merdeka
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (10)
Oleh:  Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SEPANJANG sore sampai malam (hari kedua di ICU), perut saya mulai merasa kembung. Sangat tidak enak. Oh, rupanya saya belum bisa buang air besar. Juga belum bisa buang angin. Ini saya sadari setelah beberapa kali perawat menanyakan soal yang kelihatannya sepele itu. Makanya perut seperti penuh sekali. Penuhnya bukan hanya di perut, tapi seperti sampai dada. Sepanjang malam saya tidak bisa tidur.

Monday, September 3, 2007

Kesadaran Pulih, tapi Saya Tak Mampu Sujud Syukur

3 September 2007
Kesadaran Pulih, tapi Saya Tak Mampu Sujud Syukur
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (9)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SAYA memperoleh kesadaran penuh pada malam kedua di ICU. Di tengah malam yang sepi itu, tiba-tiba pikiran saya jernih sekali. Suara tat-tit-tat-tit mesin yang memonitor organ-organ tubuh saya terdengar kian jelas. “Saya benar-benar masih hidup,” kata hati saya. “Alhamdulillah. Puji Tuhan,” batin saya lagi.

Sunday, September 2, 2007

Sempat Berpikir Lebih Baik Mati daripada Melanjutkan Kemo

2 September 2007
Sempat Berpikir Lebih Baik Mati daripada Melanjutkan Kemo
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (8)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

KALAU saya sangat tahan menerima penderitaan selama di ICU, bukan saya jagoan dalam menerima rasa sakit. Bukan. Saya pernah mengalami rasa sakit sampai tidak tahan lagi menanggungkannya. Saya pernah mengalami rasa sakit yang “sampai nggak bisa dirasakan”. Yakni, ketika setahun lalu harus menjalani kemoterapi. Waktu itu diketahui (lewat scanner) bahwa di liver saya sudah ada kankernya. Lalu kanker itu dicoba dibunuh dengan cara di-TACE. Lalu dikemo. (Kelak akan saya jelaskan apa itu di-TACE).

Saturday, September 1, 2007

Tahan Tak Bergerak 24 Jam di ICU karena Terbiasa 12 Jam di Jawa Pos

1 September 2007
Tahan Tak Bergerak 24 Jam di ICU karena Terbiasa 12 Jam di Jawa Pos
Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (7)
Oleh: Dahlan Iskan iskan@jawapos.co.id

SATU jam setelah sadar, saya melihat anak lelaki dan istri saya mendekat. Oh, ini jam besuk ke ICU. Memang hanya dua orang dari pihak keluarga yang boleh masuk ICU. Kecuali orang asing yang memerlukan penerjemah, maka ditambah satu penerjemah.