Wednesday, July 18, 2012

Agar yang Biasa Tidak Sekedar Biasa-biasa Saja

18 July 2012
Agar yang Biasa Tidak Sekedar Biasa-biasa Saja
Oleh: Vickner Sinaga – Direktur Operasi Indonesia Timur

Ketika mulai menulis BOD Note ini, acara ramah tamah di auditorium PLN Pusat baru saja usai. Malam itu, Kamis 12 Juli 2012, pukul 19.30 WIB, tiga acara diselenggarakan serentak. Penyerahan hadiah mobil Avanza oleh Menneg BUMN Dahlan Iskan kepada Tim Pelaksana Konstruksi Jawa – Bali V. Acara melepas Tim Bridge Yunior Putri ke Kejuaraan Dunia di Shanghai. Acara puncak, melepas Tim Paduan Suara PLN Indonesia, mengikuti “International Choral Festival” di Beijing.

Penyerahan secara simbolis kunci mobil Avanza adalah realisasi atas janji Dahlan Iskan pribadi, Dirut PLN saat itu, atas keberhasilan tim yang dipimpin Mayarudin menyelesaikan SUTT Lontar – Tangerang. Listrik dari PLTU Lontar itupun dapat mengalir ke Jakarta. Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa unit pembangkit di utara Jakarta berkurang signifikan. Tidak tanggung-tanggung, hematnya tiga triliun rupiah pertahun.

Sebelumnya, banyak warga yang tanah dan rumahnya yang akan berada di bawah SUTT tersebut menolak dilalui. Alasannya, nilai tanah yang turun, ketakutan pada radiasi listrik. Ada lagi yang unik, salah satu warga keberatan, karena sudah untuk kedua kalinya digusur, apalagi di rumahnya belum ada penerangan listrik. Saya masih ingat, siang itu, ketika pak Dis, panggilan khasku untuk Pak Dahlan Iskan, dengan langkah cepat masuk ruangan kerjaku yang memang pintunya selalu terbuka. Melirik ke kiri dan ke kanan dan akhirnya kepergok olehku yang datang dari ruang sebelah. Mau ngambil “lampu sehen” ujarnya buru-buru. Ok, aku ambilkan dari dalam, jawabku dan biar saya saja yang bawa ke ruang rapat direksi. Ya disana terlihat Syahroni, supervisor proyek, tersenyum kepadaku, anak buahku belasan tahun lalu, ketika delapan tahun di tugaskan sebagai Kepala Proyek Jaringan 500 kV di kantor Gandul itu. Sekarang dihuni Mayarudin. Panel surya 14 Watt peak berikut , tiga lampu tenaga matahari dalam satu box ditenteng ke pemilik rumah. Akhirnya satu dari sekian banyak yang menolak menerima kehadiran SUTT tersebut. Dengan upaya ekstra dan negosiasi yang cukup alot, akhirnya proyek bisa diselesaikan walau tiga minggu lebih lambat dari yang direncanakan.

Wajah sumringah penuh semangat terlihat di raut muka para pemain yunior putri yang hari itu didampingi Pak Eddy D. Erningpraja dan Pak Harry Jaya Pahlawan selaku pengurus olah raga bridge. Bangga, bertanding di tingkat dunia. Apa lagi dilepas langsung oleh Menneg BUMN. Olah raga ini sudah banyak menorehkan prestasi tingkat dunia di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan mantan Dirut PLN itu.

Acara puncak, lima buah lagu ditampilkan Paduan Suara PLN Indonesia yang diwakili oleh PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur. Lagu “ You Raise Me Up”, Sing Sing So, Sa Ngaza dari Flores dibawakan dengan indah, harmoni, dinamis dan kompak. Tepuk tangan riuh penonton berkali-kali menggema. Ditutup lagu “Suo Luo Ho”, ya, Bengawan Solo yang syairnya dalam bahasa mandarin, diterjemahkan sendiri oleh Pak Dahlan Iskan. Applaus, Standing ovasion, pantas diterima tim yang sangat tekun dan disiplin berlatih berbulan-bulan itu. Satu koor yang tidak ‘biasa – biasa ‘ saja. Ya itu minggu lalu , yang berikut ini mundur ke bulan lalu.

DEMAM PIALA EROPA. Fantastis, di grand final, kesebelasan Spanyol kembali meraih juara Eropa dengan memasukan empat gol ke gawang Italia tanpa balas. Jika Fernando Torres dan David Villa mencetak gol, wajar saja. Posisi keduanya sebagai pemain depan. Nah hebatnya pemain gelandang Juan Mata dan Jordi Alba ternyata ikutan juga mencetak gol melengkapi suskses Spanyol dengan rekor tanpa kalah sejak babak penyisihan. Satu tim Favorit penonton, adalah kesebelasan Jerman. Pemainnya biasa-biasa saja, tidak terlalu terkenal dan masih muda-muda, energik dan disiplin. Bertanding empat belas kali tanpa pernah kalah maupun seri sampai perempat final sebelum dihentikan Italia di babak semi final. Di perempat final empat gol juga disarangkan di gawang Yunani. Jika Klose mencetak gol biasa saja dan sangat wajar selaku striker. Menjadi luar biasa karena pemain gelandang, second layer, Khedira, dan Reus pemain cadangan juga menciptakan gol. Bahkan Philip Lahm bek kiri yang elegant itu. Gol tidak hanya jatah pemain depan. Semua anggota tim kesebelasan bisa. Bahkan penjaga gawang sekalipun , jika terjadi penalti. Ketekunan disiplin dan kekompakan, membedakan kedua tim ini dengan tim-tim lainnya yang mempunyai banyak pemain hebat. Buah kerja keras dari dua tim yang tidak ‘biasa – biasa’ saja.

PLN di Indonesia Timur minggu-minggu itu juga sumringah. Membuat prestasi yang patut dicatat karena tidak akan terulang lagi. Paling tidak, akan sulit dicapai. Salah satunya, BBM yang mahal itu turun fantastis di PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Masih segar di ingatan, di awal tahun 2012 bahkan dengan terpaksa PLTG Tello yang boros itu dioperasikan agar pasokan listrik cukup. Porsi BBM yang sering disebut dengan fuel mix mencapai 45 persen. PLN sangat kekurangan mesin pembangkit. Saat ini porsi BBM tinggal 5%. Kenapa bisa ?. Buah kerja keras, kebersamaan, tekun, disiplin dan kekompakan tim. Ibarat sebuah koor, keberhasilan ini adalah kontribusi dari beberapa pihak, baik unit-unit PLN maupun mitra. Ada beberapa unit pembangkit yang berhasil masuk sistem, menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak ini.

PLTU IPP Jeneponto, unit sizenya besar, saya ibaratkan BAS. Luar biasa, super cepat, dalam 18 bulan, unit 1 operasi, kontrak 100 MW, namun mampu memasok 125 MW. Project Managernya Ilham Rasyid, mantan Kepala Proyek PLTU Suralaya Unit 5,6 dan 7 di era 90’an, dibantu Bagiyo Prianto. Keduanya pensiunan PLN. Terima kasih kepada Direksi yang kompak, memperbaiki klausul kontrak IPP, dua tahun lalu, sehingga PLTU IPP Jeneponto bisa dibangun dan beroperasi, termasuk PLTA IPP Tangka – Manipi di system Sulselrabar. Hemat 1000 ton solar per hari.

PLN UIP Pembangkit Sulawesi, Maluku dan Papua (Kit Sulmapa), ibarat TENOR dengan kerja keras, membangun dan mengoperasikan PLTU Barru 2 x 50 MW. Bagian dari proyek 10.000 MW tahap I, hemat 800 ton solar per hari. PLN UIP Ring Sulmapa diibaratkan ALTO, berhasil membangun tiga jalur dari utara ke selatan termasuk jalur SUTT ke PLTU Jeneponto. Lebih cepat 3 bulan dari jadwal karena memakai tower pinjaman dari UIP Ring Jawa Bali, dibanding jika memakai tower dari kontrak asli. Terima kasih Pak Adnyana.

PLN Wilayah Sulselrabar, sebagai SOPRAN, tentu jika tanpa ALTO, TENOR dan BAS lagunya menjadi unisolo. Peran sebagai integrator dari ketiga komponen sistem yang baru masuk ke sistem existing. Meminjam gardu bergerak untuk backfeeding dari PLN P3B Jawa-Bali yang ku ibaratkan pemain keybord. Konsumsi BBM untuk pembangkit sekitar 200 MW sudah hilang. Masih ada yang mengganjal. PLTD Masamba 8 MW masih dioperasikan karena tegangan rendah sekali di sana. Panjang SUTM lebih 100 km. PLN AP2B Makassar saya perintahkan memindahkan capasitor 5 MW dari Pare-pare ke Masamba. Esoknya, tim membuat jadwal kerja, butuh waktu 31 hari. Terlalu lama. Harus bisa dalam lima hari. Manajer AP2B Makassar John Tanapa memimpin sendiri langsung mutasi capasitor, tanpa libur dan akhirnya PLTD Masamba terbunuh juga sesuai waktu yang ditetapkan. Ya, lima hari itu. Tercapai sudah, sistem bekerja tanpa BBM di luar beban puncak. Untuk keperluan pengaturan sistem yang andal dan aman, khusus di periode beban puncak yang hanya empat jam itu, masih butuh PLTD BBM, sekitar 120 MW. Itupun dominan MFO. PLTD MFO lebih hemat 25% dibanding PLTD dengan bahan bakar solar.

Yang ‘biasa” ternyata bisa, tidak hanya “biasa biasa” saja. Puas ?, Boleh puas, namun target baru sudah menunggu. Fuel mix system, tiga persen. Solar 1% ditambah 2% MFO di akhir tahun. PLN bisa, tentu dengan kerja keras, cerdas, tekun dan kompak, semoga. Menjelang bulan Ramadhan, kami ucapkan “Selamat menunaikan ibadah puasa”. Salam.

No comments:

Post a Comment