Monday, October 29, 2012

Bersih, Bersih, Bersih…..

29 October 2012
Bersih, Bersih, Bersih…..
Oleh Ngurah Adnyana, Direktur Operasi Jawa Bali.

Pada puncak acara Lomba CoC (Code of Conduct) se Jawa Bali yang diadakan di Yogyakarta tanggal 18 Oktober 2012 sore itu diumumkanlah oleh Dewan Juri : “……sebagai juara pertama adalah …Area Cimahi!” dan riuhlah suporter PLN Cimahi yang hadir pada acara. “ Cimahi pasti bisa….DJBB excellence…. “ teriak para suporter yang kala itu berseragam kaos hitam. Entah ada maksud tertentu atau kebetulan saja mereka berseragam hitam. Semua bergembira, saling bersalaman, berfoto bersama, serasa dunia milik mereka sendiri. Pak Denny Pranoto – sang GM , Pak Taufik Haji – mantan GM Jabar & Banten dan saya sendiri – mantan Kepala Bagian Teknik Cabang Cimahi, didaulat ikut berfoto bersama merayakan kemenangan regu CoC PLN Cimahi.

Tim CoC Area Teluk Naga dan Area Pasuruan yang diumumkan sebagai juara kedua dan ketiga lomba CoC pun ikut bergembira merayakan kemenangan mereka. Berfoto bersama, meneriakkan “ Pasti bisa …. yes we can!….” Pada dasarnya semua senang dan larut dalam pelaksanaan Lomba CoC yang diikuti 10 peserta yang mewakili Unit Induk masing-masing yaitu 5 Unit Distribusi, 1 Unit P3B JB, 2 Unit Pembangkit (UPJB dan Tanjung Jati B) dan 2 Tim yang mewakili anak perusahaan pembangkitan yaitu IP dan PJB. Para peserta ini mewakili unit induknya setelah menjadi juara pada kompetisi di internal mereka masing-masing.

Ada catatan saya pada lomba CoC di Yogyakarta yang mengambil format teatrikal ini. Pertama, dalam menampilkan aksi panggung sebagian besar mengambil bentuk Opera van Java (OVJ) dengan dalang “Parto”-nya masing-masing walaupun tidak banyak ditampilkan “Sule”nya. Mungkin nggak banyak pegawai PLN punya rambut kayak Sule. …? Rupanya format hiburan OVJ ini sangat diminati masyarakat saat ini. Kedua, daerah Purwokerto istimewa kali ini. Dari 10 Tim CoC yang tampil pada lomba ini, 3 tim berasal dari Purwokerto yaitu Area Purwokerto, Area Pelayanan Pemeliharaan (APP) Purwokerto dan UBP (Unit Bisnis Pembangkitan) Mrica. Kelihatannya unit PLN di Purwokerto semua pada kompak dan sangat berpotensi untuk berinovasi.

Lomba CoC ini (CoC mulai dilaksanakan sejak 2010) dimaksudkan untuk mendorong unit lebih intensif berkomunikasi secara internal sehingga terbangun rasa kebersamaan. Menghapus sekat-sekat antar bagian, tidak ada lagi hambatan komunikasi antara Manajer dengan staf/pegawai. Dan pada akhirnya terbangun komitmen bersama untuk bekerja, bekerja, bekerja…. memajukan perusahaan untuk menghadapi tantangan besar PLN kedepan.

Apa tantangan besar PLN kedepan ?

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan 3 -2012 ada pada angka 6,3 %. Sementara di dunia lain Eropa, Amerika dan Asia pertumbuhan relatif rendah, malah ada yang negatif. Bank Duniapun mengkoreksi perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2012 ini menjadi 3,3 % dari sebelumnya yang diramalkan 3,5 %. Artinya bank duniapun melihat pesimistis pertumbuhan ekonomi dunia. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti ini diramalkan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor enam dunia pada tahun 2030. Kelas menengah Indonesia pun akan tumbuh dari 45 juta orang saat ini menjadi 135 juta orang pada tahun 2030. Pertumbuhan kelas menengah ini pasti akan membutuhkan energi, termasuk membutuhkan energi listrik untuk kehidupan mereka.

Kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,3 %, maka pertumbuhan konsumsi listrik pada perioda yang sama di 2012 mencapai 10,15 %. Angka ini jauh lebih besar dari pertumbuhan lima tahun terakhir sejak 2002 -2011 yang rata-rata tumbuh 7% per tahun. Nah, dengan potret ini maka tantangan PLN adalah :

- menyediakan infrastruktur kelistrikan mulai dari sisi pembangkit, transmisi, distribusi untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
- mengelola bisnis kelistrikan dengan “bersih” dan efisien sesuai tuntutan perusahaan kelas dunia sehingga bisa berbisnis secara berkelanjutan.

Apakah pengelolaan bisnis PLN selama ini sudah memadai ?

Dari sisi infrastruktur, PLN akan terus menyediakan infrastruktur kelistrikan walaupun PLN memerlukan anggaran sekitar Rp 60 trilyun setiap tahun. Kebutuhan ini dipenuhi dari kas PLN (APLN), APBN, pinjaman bank dan penjualan obligasi. Pertengahan Oktober ini Pak Dewo dan Pak Murtaqi melakukan road show ke Asia, Eropa dan AS untuk jualan obligasi yang berhasil sukses. Dari penjualan obligasi sebesar 1 milyar USD, penawaran investor mencapai 11,5 milyar USD (over subscribe 11,5 x) hanya dalam 16 jam sejak ditawarkan sehingga PLN memperoleh dana obligasi dengan bunga 5,25 %, lebih rendah dari bunga obligasi PLN 5,50 % tahun 2011, sama dengan bunga obligasi Pertamina yang rating nya 1 level lebih tinggi dari PLN

Apa yang bisa dipetik dari cerita ini ? Ini membanggakan, karena para investor dunia sangat mempercayai pengelolaan bisnis PLN. Kalau nggak percaya, mana mau mereka rebutan membeli obligasi PLN?

Yang juga membanggakan pada Hari Listrik Nasional ke 67 tahun ini adalah PLN berhasil naik 11 peringkat dari peringkat 158 (2012) menjadi 147 (2013) dalam hal kemudahan masyarakat dan dunia bisnis mendapatkan sambungan listrik PLN (lihat tabel dibawah). Penilaian ini sesuai hasil survey IFC (International Finance Corporation) institusi Bank Dunia. IFC memuji PLN telah melakukan terobosan dengan menyediakan akses mendapatkan sambungan listrik melalui Call Center 123, AP2T dan tanpa mempersyaratkan rekening tetangga.

Pertanyaannya apa kita warga PLN sudah cukup bangga dengan prestasi itu ?

Waktu saya baca di media online detik.com yang memuat dan minta pembaca mengomentari ”Terangi Nusantara, PLN dipuji Bank Dunia”, beberapa pembaca berkomentar. Yang kontra menulis : “haha..bank dunia dikibulin PLN” sementara yang pro menulis : “ …ini baru berita sejuk, nggak ada politis-politisnya…jadi bikin semangat kerja” dan banyak lagi komentar lainnya.

Terlepas dari komentar-komentar di atas, kalau kita lihat kemudahan mendapat listrik masih di peringkat 147, tentu masih banyak hal yang harus kita perbaiki. Mulai dari memperoleh pendanaan, pengadaan energi primer, membangun infrastuktur pembangkit, transmisi yang dikerjakan oleh teman-teman Proyek, membangun jaringan distribusi, memelihara aset sampai menekan gangguan padam.

Dari sisi pelayanan pelanggan walaupun PLN sudah dipuji dengan penerapan Call Center 123, website pln.co.id, AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan terpusat) yang didukung teknologi informasi, tetap masih banyak tantangan. Penyambungan meter kWh di rumah pelanggan tidak bisa diotomatisasi. Tetap harus memakai ‘teknologi makan nasi…’ harus dilaksanakan manual oleh orang. Disinilah tantangan terbesarnya. Kemudahan mendapat listrik sangat tergantung pada mindset atau perilaku petugas dilapangan seperti saya tulis di BOD Note “Pungutan Lagi, Pungutan Lagi “ Agustus 2012 lalu. Ini tantangan besar karena mau tidak mau harus melibatkan mitra kerja PLN ditengah situasi lingkungan yang sedang turbulen, korupsi merebak dimana-mana, semua ingin dapat uang tanpa harus kerja keras. Disinilah peran para Manajer Area untuk tegas memberlakukan aturan, tegas memberi sanksi pada yang melanggar dan memberi apresiasi pada yang berprestasi.

Di sisi pengadaan barang dan jasa juga masih banyak yang harus diperbaiki untuk mewujudkan efisiensi pengadaan dan coorporate governance – tata kelola perusahaan yang lebih baik. Pengadaan barang langsung ke pabrikan sudah dilakukan seperti trafo, kabel, baik untuk material distribusi utama maupun transmisi. Tahun 2013 akan dilanjutkan dengan pengadaan langsung ke pabrikan untuk material distribusi dan tranmisi lainnya seperti arrester, isolator, trafo pengukuran CT&PT dan lainnya. Untuk trafo 150 kV sudah mulai diterapkan pembelian langsung ke pabrikan dalam negeri dengan open book system – harga trafo ditetapkan sesuai biaya produksinya yang bisa diaudit oleh PLN – ditambah margin yang wajar.

Semua ini bertujuan agar PLN menjadi lebih efisien dan pengelolaan binisnya menjadi lebih bersih. Makanya pada Raker Direktorat Operasi Jawa Bali yg dilaksanakan di Yogya 17-18 Oktober 2012 yang dibarengi dengan Lomba CoC diatas, raker mengambil tema ” Membangun PLN Bersih, Efisien, Menjadi Lokomotif Pertumbuhan”.

Program “PLN Bersih Anti Suap” secara korporat sedang tahap penyelesaian untuk segera diterapkan. Tambah tahun PLN harus tambah bersih, tambah efisien sehingga bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Selamat Hari Listrik Nasional ke 67.

Bekerja, Bekerja, Bekerja……. Bersih, Bersih, Bersih…….!

No comments:

Post a Comment