Monday, February 28, 2011

Dialog Kepemimpinan Dahlan Iskan Bersama Alumni ITB (2-Habis)

Dialog Kepemimpinan Dahlan Iskan Bersama Alumni ITB (2-Habis)

Dengan sigap jari-jari Direktur Utama PT PLN (persero) Dahlan Iskan mengetik jawaban pertanyaan yang diajukan melalui surat elektronik yang dikirim oleh para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Jawaban-jawaban yang diberikan Dahlan Iskan terkesan spontan, serius namun santai. Tak jarang diselingi dengan ungkapan jenaka disela-sela kata-katanya. Suasana live chat di mailing list Alumni ITB pun langsung cair dan penuh keakraban.

"Jumlah pertanyaan yang masuk mencapai rekor tertinggi dibanding 2 dialog sebelumnya. Beberapa pertanyaan tidak sempat terjawab karena waktu 3 jam lebih lewat begitu cepat", ujar Betti Alisjahbana yang memfasilitasi berlangsungnya live chat tersebut.

Berikut kompilasai dialog antara Dahlan Iskan dengan para alumni ITB yang dilaksanakan pada 28 Februari 2011.

Budiawan Butarbutar:
Pak, di milis sebelah pernah ada diskusi tentang teknologi pembangkitan yg relatif baru yg kabarnya jauh lebih murah, yakni CWS (coal water slurry). Walaupun baru tapi kabarnya di China sudah lebih 100-an PLTU di sana menggunalan teknologi CWS.

Tentunya PLN sudah mendengar dan mengetahui teknologi ini. Mengapa PLN belum menggunakan teknologi ini kabarnya karena ada mafia yg menghalanginya. Mafia yg mengejar rente batubara dan BBM.

Bagaimana menurut bapak dan direksi lainnya tentang pilihan teknologi ini? Dan bagaimana pula tanggapan bapak jika ada mafia yang mencoba menghalangi penggunaan teknologi ini.

Dahlan Iskan:
Itu bukan teknologi pembangkitan, tapi jenis bahan bakar. Pembangkit yang selama ini menggunakan gas atau BBM, dengan perubahan tertentu akan bisa menggunakan bahan bakar slury. Bahan bakar ini pada dasarnya batubara yang dilembutkan yang lembutnya mungkin melebihi lembutnya bedaknya Luna Maya he he..., lalu dicampuri kimia tertentu dan jadi barang cair berwarna hitam pekat.

Nah benda cair itulah yang dialirkan ke boiler untuk dibakar di dalam boiler. Kami sudah sering mendiskusikannya dan kini lagi menunggu pilot proyek yang baru akan selesai dua tahun lagi yang dikerjakan oleh investor dari Jepang karena itu memang teknologi mereka.

Abdul Manan:

Saya ingin bertanya tentang rahasia sukses bapak.Apa primary values bapak sehingga bapak kelihatan selalu berhasil didalam memimpin berbagai kegiatan usaha yang sdh dipimpin selama ini .Tks salam hormat.

Dahlan Iskan:

Tidak betul saya selalu berhasil. Banyak sekali perusahaan saya yang saya tutup karena gagal. Persoalannya, hanyalah karena saya sering diminta jadi pembicara seminar yang topiknya “Kiat Sukses Dahlan Iskan”. Judul itu panitia yang menentukan. Ini tidak fair. Seharusnya harus sering juga diadakan seminar dengan topik “Kegagalan-kegagalan Dahlan Iskan”. Sayangnya sampai hari ini belum ada panitia yang minta seperti itu. Kalau ada pun akan saya ceritakan semuanya.

Mulyanto M-76:

Acara yg menarik, selamat buat P Dahlan atas keterbukaan ini. Saya punya beberapa pertanyaan atau komentar sbb:
  1. Pada RUPTL yg baru, cukup banyak rencana pembangunan pembangkitan yg melibatkan nilai tidak sedikit. Bgmn mendorong industri lokal unt berperan. Industri lokal harus menanggung biaya bea masuk bahan, sedangkan import barang bea masuk bisa nol.
  2. Menurut informasi PLTU dari program percepatan 10 000 MW tahap pertama performance, reliability, waktu serta dukungan servis minim. Hampir seluruh PLTU tsb dari satu negara. Mengapa 10 000  tahap kedua juga tetap memakai dari negara yg sama.
  3. Selain geothermal, biomass dapat diprioritaskan 4. PLN bersama dg Pabrik gula dpt bersinergi unt program swasembada gula dan biomass, seperti Brazil
Dahlan Iskan:
Tolong diingat, saya ini DIRUT PLN yang tidak bisa bicara soal industri apalagi bea masuk segala, ha ha. Soal 10.000 yang pertama kami lagi kerja keras sekali untuk menambal di sana-sini, tapi yah dijalani saja, dinikmati saja. Soal mengapa dulunya begitu, yah apa perlu kita perdebatkan?

Yang 10.000 kedua sudah berubah total lho! Yang kedua itu 40%-nya GEOTHERMAL, selebihnya ditenderkan secara terbuka dari negara mana pun, termasuk karena di dalamnya lebih banyak milik swasta. Kita memang harus belajar dari pembangunan 10.000 tahap pertama. Inilah ongkos kuliah yang lebih mahal daripada kuliah di ITB.

Larasati, TK85:
Berkaitan dengan program 100 pulau yang akan menggunakan tenaga surya, apakah itu program PLN, atau melibatkan pihak swasta?

Dahlan Iskan:
Itu sepenuhnya program PLN tapi untuk pasok peralatannya ditenderkan. Sekarang ini di dalam negeri sudah ada sekitar 10 perusahaan pemasok tenaga surya. Bangga kami melihat perkembangan ini.

PLN akan terus mengembangkan pulau-pulau kecil itu karena selama ini pulau2 tersebut sangat sulit dilayani. Harga BBMnya mahal sekali dan sering tidak bisa diangkut ke sana, karena lagi musim gelombang, misalnya.

Karena itu kini kami menciptakan yang kami sebut “Sistem Listrik Kepulauan”. Ini untuk mengatasi tujuh propinsi yang memang propinsi kepulauan. Karena itu propinsi seperti NTT yang tahun lalu ratio elektrifikasinya baru 31% (terendah di Indoensia) akan langsung loncat menjadi 70% akhir tahun ini. Semoga berhasil dan membuat propinsi yang selalu tertinggal itu menjadi sesekali berada di depan.

Ismie:

Selamat malam Pak Dahlan, saya tertarik dg topik PLTU utk Kaltim padahal terdpt banyak batubara disana, ada yg menarik utk PLTU di Meulaboh tapi spec batubara Kalimantan ironinya di lokasi tsb juga ada batubara sehingga ada kemarahan masyarakat di daerah tsb. Mereka mengharapkan teknologi PLTU nya bisa memanfaatkan batubara lokal, bagaimana tanggapan Bapak dengan masalah ini?

Dahlan Iskan:
PLTU Meulaboh atau juga sering disebut Nagan raya itu baru jadi tahun depan. Di masa lalu memang sudah ditenderkan bahwa batubaranya dari kalimantan. Anda benar, bahwa di depan PLTU itu ternyata ada tambang batubara. Kini kami sedang mempelajarinya. termasuk bagaimana batubara setempat yang HGi-nya terlalu tinggi itu bisa dipergunakan di PLTU Meulaboh. Kita lagi cari teknologi yang bisa mengatasi HGI yang berlebihan itu. semoga berhasil.

Ricky Cahya Andrian, EL-97:
Kalo di PLN, Pak Dahlan Iskan ada program live chatting dengan para pegawainya apa bisa dilakukan hal spt ini?

Dahlan Iskan:

Saya sudah dua kali melakukan live chatting khusus untuk seluruh karyawan PLN. Yang pertama saya lakukan ketika saya berada di Palu untuk mengatasi krisis listrik yang luar biasa di sana. Kedua beberapa waktu lalu. Sebentar lagi bisa kita adakan lagi. Rame kok. Sampai jari ini rasanya seperti digigit semut.

Ayuhanif:
  1. Menurut Pak DI, adakah "kebohongan" yg dilakukan oleh pemerintahan SBY terkait dengan penyediaan energi listrik utk rakyat Indonesia?
  2. "Jika ada", sejauh apa hal itu mempengaruhi kinerja PLN?
Saran:
ITB memiliki kelompok2 keahlian dan grup penelitian (research group) yang dapat ditingkatkan kualitasnya dalam menghasilkan inovasi pengayaan dibidang energi listrik. utk itu dibutuhkan kerjasama antara komponen2 penelitian di ITB tersebut dgn dunia usaha dan industri yg dalam hal ini PLN. saya ingin mendorong adanya kerjasama "program hibah penelitian di bidang energi listrik PLN-ITB" yang bertujuan:
  1. Mendorong terwujudnya kerjasama dalam pelaksanaan dan  pengembangan penelitian sesuai dengan kompetensi yang dimiliki ITB
  2. Pengelolaan dana penelitian secara optimal dalam grup penelitian yang berkualitas
  3. Pengembangan kerjasama dengan lembaga atau mitra di luar ITB, sehingga mampu menghasilkan penelitian yang bermutu dan berdaya saing tinggi. sekiranya, hal ini dapat diwujudkan dengan sinergis.
Ini saja yg ingin saya sampaikan. Terimakasih sebelumnya. Selamat berkarya, Pak DI.

Dahlan Iskan:
Saya belum mencermati itu. Saya sendiri punya prinsip yang bisa membedakan antara “program” dan “janji”. Program bisa meleset, bisa tidak tercapai, tadi tidak bisa disebut bohong. Sedang janji, kalau tidak dipenuhi, harus disebut bohong. Mungkin banyak yang mencampuradukkan antara “program” dan “janji”.

Dicky Gumirlang:

Bagaimana menurut bapak mengenai PLTN untuk opsi pemenuhan kebutuhan listrik kita? Apakah kita akan menuju ke sana, dan kapan? Atau bapak termasuk yang tidak setuju PLTN?

Dahlan Iskan:
Saya setuju kita memulai PLTN, tapi jangan dimaksudkan sebagai senjata mengatasi krisis listrik. Membangun PLTN itu perlu waktu lima tahun, kita keburu mati oleh krisis. Demikian juga dibandingkan dengan Batubara atau Geothermal masih terlalu mahal.

Karena itu kalau kita memasuki era PLTN harus dimaksudkan dulu sebagai upaya untuk menyiapkan diri agar jangka panjang kita siap melakukannya. Kita perlu masuk ke PLTN dengan tujuan agar SDM kita sudah mulai diberi kesempatan sejak sekarang.

Yusadana Made:

Menyimak peran orang muda di PLN, saya kebetulan karyawan bapak di PLN P3B Sumatera, sejak lulus kuliah dr ITB tahun 2002 langsung masuk PLN. Saya ingin menanyakan hal-hal apa sekiranya yg membuat bahwa diwaktu yg akan datang PLN akan menjadi perusahaan yg hebat dan disegani masyarkat Indonesia .

Dahlan Iskan:

Hari ini tadi kita rapat kerja. Di situ saya beberkan road map PLN ke depan, yang kata teman-teman sangat menjanjikan. Cobalah anda cari bocoran presentasi yang sudah disempurnakan oleh peserta raker itu. Kalau sulit dapat bocoran, Anda hubungi saya.

Daniel David:

Saya sangat tertarik dengan kalimat Bapak, yaitu kami sepakat hanya anak muda yang bisa membuat kemajuan. Pertanyaan saya, sejauh mana bapak memberikan kesempatan kepada yang muda2 untuk dapat berkembang dan membuat kemajuan di PLN, Pak?

Itu saja pertanyaan sederhana saya, Pak. semoga bapak diberikan kesehatan selalu oleh Tuhan. Amin. Sukses membawa perubahan bagi PLN dan Bangsa ini.

Dahlan Iskan:
Di perusahaan saya yang lama, hal itu bisa saya laksanakan dengan konsekuen dan total. Di PLN banyak sekali hambatannya, terutama hambatan prosedur. Misalnya seseorang untuk naik tingkat harus melewati banyak sekali syarat dan kriteria dan apa lagilah.

Sekarang persyaratan itu lagi dikurangi dan diperependek. Dari sembilan syarat (harus pernah jadi apa dan harus pernah ikut pendidikan apa), menjadi hanya empat saja. Semoga Anda belum keburu tua.

Saya sendiri ketika sakit selama tiga tahun menyerahkan kepemimpinan kepada anak muda yang baru 32 tahun. Selama saya tinggal sakit perusahaan ternyata terus maju dan tambah maju. Setelah saya sembuh, mau kembali ke posisi itu lagi menjadi malu, lalu saya tetapkan mengangur saja. Eh, ketahuan presiden dan jadilah Dirut PLN yang terlalu tua.

Ketut Wiyasa:
  1. Ketika saya bekerja di salah satu internet provider di denpasar Bali (sejahtera globalindo), perusahaan kami juga berlangganan backbone ke icon+ yang menghubungkan salah satu bts kami ke NOC nusa dua dan NOC nusa dua dan surabaya, availability cukup tinggi,support cukup bagus (boleh pinjam modem dlm keadaan darurat) walaupun masih office hour only, pertanyaan saya : kapan PLN menyediakan VAS (value added service) akses internet untuk pelanggan? Karena secara teknis implementasi tidak sulit) (istilah saya the sleeping giant) karena sudah leading di biaya kontruksi pekerjaan sipil yang meningkat seiring waktu sementara harga kabel dan peralatan makin murah. (Pengalaman kami tarik kabel optik dari nusa dua ke peti tenget)
  2. Bagaimana dengan perkembangan pembangunan PLTGU Telukan Bawang?
Dahlan Iskan:
Saya sih kepingin PLN fokus ke mengurus listrik. Tidak perlu ngurus yang macam-macam dan aneh-aneh.

Alma Adventa:
Semoga Bapak dalam keadaan sehat walafiat. Saya salut dengan usaha Bapak untuk membenahi PLN. Namun sayang sekali setelah 6 bulan target tidak ada pemadaman di daerah saya di Kalimantan Tengah pemadaman listrik masih sering terjadi dalam seminggu bisa dua sampai tiga kali (tidak jarang setiap 2 hari sekali) dan padam dalam jangka waktu yang lama bisa mencapai 6-8 jam.Sampai ada joke ini bukan pemadaman bergilir tapi penyalaan bergilir.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah mengapa di daerah yang merupakan salah satu produsen batubara, tidak ada satupun PLTU. Selama ini listrik Kalteng sangat tergantung dengan Kalsel. Dan sering terjadi PLTU Asam-Asam di Kalsel kekurangan batubara.

Kira-kira kapan PLTU Pulang Pisau bisa mulai beroperasi? Karena selama ini tambahan listrik di Kalteng diperoleh dari PLTD, padahal masyarakat sangat kekurangan solar (harus antri berjam-jam di SPBU).

Apakah ada rencana untuk membangun PLTU di daerah DAS Barito untuk memenuhi kebutuhan listrik yang sangat kurang di daerah yang notabene penghasil batubara ini?

Satu lagi pertanyaan saya, mengapa sangat sulit bagi masyarakat di Kalteng untuk mendapat sambungan listrik? Kadang harus harus main tembak sampai 7 juta untuk satu sambungan.

Demikian pertanyaan dan keprihatinan saya akan masalah listrik di Kalteng. Terimakasih untuk perhatian dan jawaban Bapak Dahlan Iskan. Semoga Tuhan menganugerahi bapak kebahagiaan dan kesehatan.

Dahlan Iskan:
Kalteng dan Kalsel memang sangat mengecewakan. Saya merasa tertipu di sini. Bahkan sehari tadi kami membahas situasi di sana dan mengambil langkah nyata dengan cara menambah lagi pembangkit 40 MW di sana dalam waktu dua bulan ke depan...maafkan. Ternyata memang ada yang tercecer.

David Ketaren, SI-81:
Seni apa yg Bapak terapkan dlm memimpin PLN? Saya dengar bhw pengeluaran terbesar dari PLN adalah untuk BBM, sbg contoh besarannya sampai 100 an T. Jadi kalo bisa menghemat BBM 2% saja dalam satu tahun artinya menghemat nilai Rp 2 T. Sungguh sangat besar. Bagaimana soal BBM PLN ini, Pak?

Dahlan Iskan:
Orang-orang bilang saya menggunakan jurus pendekar mabuk. Saya memang mabuk dalam hal BBM itu. Karena itu teman-teman setuju kita melakukan program yang kami sebut “pembunuhan berencana”. Kami akan membunuh pembangkit-pembangkit yang “salah makan” itu. Pembangkit tersebut sesuai dengan desainnya mestinya dimakani gas, tapi tidak pernah mendapat gas, akhirnya dimakani BBM.

Pertengahan tahun ini, setidaknya ada 1.000 MW pembangkit jenis ini yang akan kami bunuh. Itulah sebabnya belakangan ini kami banyak membeli trafo IBT agar kami bisa melakukan "pembunuhan" itu dengan senjata sistem. Misalnya PLTGU Tambak Lorok Semarang itu, akan kami bunuh dengan acara memasang trafo IBT GITET Ungaran. Dengan demikian listrik Semarang kami ambilkan dari sistem 500kv Jawa. Lalu ditambah dari PLTU Rembang yang secara langsung akan kami masukkan ke Semarang dengan sistem 150kv.

Daniel Daud, AR-84:
Pak Dahlan, agar Indonesia bisa menjadi negara maju, apa yg harus dipersiapkan?

Dahlan Iskan:
Yang paling penting siap mental dulu, yakni siap mental bahwa untuk menjadi negara maju perlu waktu dan perlu iklim yang baik, termasuk iklim agar warga negara itu mayoritas memiliki sikap positif. Kalau terlalu banyak orang yang pikirannya negatif dan pesimis, negara ini akan benar-benar gagal maju.

Tentu kalau kita bisa membuat pertumbuhan ekonomi 7 persen setahun, Indonesia tidak mungkin tidak maju. Dengan pertumbuhan selama ini saja ekonomi indonesia terus maju. Sepuluh tahun lalu kita tidak bisa membayangkan bahwa pendapatan perkapita kita bisa USD 3.200 seperti terjadi sekarang ini. Kalau tidak ada aral melintang, lima tahun lagi jadi USD 6.000/kapita.

Dengan jumlah penduduk yang 250 juta, bisa dibayangkan skala ekonomi Indonesia. Saya merasa bangga bahwa akhir tahun depan skala ekonomi Indonesia sudah lebih besar dari skala ekonomi Belanda, negara yang 350 tahun menjajah kita. Saya bangga, seperti orang RRT bangga bisa mengalahkan ekonomi Jepang tahun lalu. Kita tunggu saja, Indonesia akan maju sendiri siapa pun pemerintahnya, sepanjang kondisi seperti ini kita pertahankan.

Farli Siregar:
Saya sangat setuju Pak, mudah2an penegakan hukum di negeri ini bisa dilakukan lebih massive lagi, seperti yg sedang Bapak lakukan di PLN.

Irendra Radjawali:
Terimakasih untuk waktu bapak. Saya tertarik untuk mengetahui rencana PLN jangka panjang berkaitan dengan energi dari sumber terbarukan. Apakah PLN memiliki strategi dengan memberikan insentif bagi pengembang energi terbarukan terutama pada skala kecil (rumah tangga dengan panel surya misalnya)? Sejauh yang saya tau, beberapa saudara di daerah yang ingin mengembangkan pembangkit listrik dari sumber terbarukan terbentur pada terbatasnya akses terhadap grid. Terimakasih banyak, Pak.

Dahlan Iskan:
Untuk tenaga surya kami mengembangkan tiga sistem sekaligus: 1) Sistem Sehen, 2) sistem komunal 3) hybrid.

Kalau Anda berminat besar, bisa bersama teman-teman PLN ke pulau Sumba, sebuah pulau yang terdiri dari empat kabupaten yang besarnya sekitar tiga kali lipat pulau Bali. Di sana sedang dilakukan pemasangan sisten Sehen. satu rumah dapat tiga lampu, dengan satu panel, dan setiap kelompok ada satu televisi (televisinya sudah dibuat khusus untuk tenaga surya).

Lampu-lampu itu bisa dicopot dan dibawa berjalan-jalan sebagai senter. Bisa juga kalau di desa itu lagi ada kondangan, masing-masing orang membawa lampu sendiri-sendiri sehingga tempat kondangan atau pesta itu terang benderang oleh ratusan lampu sehen. Di Pulau Sumba ini akan ada 170.000 rumah yang dilistriki dengan sistem ini.

Adi Irianto, EL-81:
Bapak Dahlan, mohon bapak bisa jujur mengkritik alumni yg lulusan ITB dalam pengalaman bapak di PLN atau tempat Bapak sebelumnya, apa plus dan minusnya alumni ITB untuk perbaikan ke depan bagi kinerja bangsa ini. Terima kasih dan sehat selalu.

Dahlan Iskan:
Minggu lalu saya ke ITB, ceramah di depan dosen dan guru besar dan mahasiswa elektro ITB. Sebelum saya naik podium, ternyata ada empat sambutan. Seperti ada lomba pidato hari itu. Dalam hati saya tersenyum, ITB sudah seperti birokrasi saja....he he

Laksono Budi Prasetyo / TA-77:
Dalam pengantar CV Bapak disebutkan bahwa selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Pak Dahlan juga merupakan Presiden Direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Sejak akhir 2009, Bapak menjabat sebagai Direktur Utama PLN

Bagaimana bapak mengatasi konflik kepentingan dalam memimpin perusahaan milik  swasta dan milik pemerintah tersebut. Demikian pertanyaan singkat saya Pak, mohon maaf bila tidak berkenan. Semoga Bapak selalu dikaruniai Allah kesehatan lahir dan batin dalam pengabdian Bapak untuk bangsa dan negara.

Dahlan Iskan:
Untuk urusan yang menyangkut kepentingan saya, saya tidak mau ikut membahas dan memutuskan. Tapi penjelasan ini akan sulit diterima dan karena itu ya saya jalani saja apa yang menurut saya baik dan menurut saya sesuai dengan hati nurani dan rasa keadilan masyarakat.

Akbar, PL-04:
Apa motivasi bapak ketika jadi Dirut PLN?

Mengenai PLTN, bagaimana pendapat bapak, apakah setuju atau punya target khusus kapan implementasinya? Kebetulan saya asli Pati, didaerah saya isu ttg PLTN Muria dimulai sejak awal tahun 90an dan sampe sekarang tidak jelas juntrungannya kemana. Pernah dengar isu kalo sebenarnya PLTN Muria dibuat diam2 dan sudah ada patoknya disana, katanya lho pak.

Setelah jadi Dirut pln, kalau boleh tahu rencana bapak selanjutnya apa ya, jadi Dirut BUMN lainnya atau terjun ke dunia perpolitikan? Saya selalu membaca PLN CEO note tiap bulan di web-nya PLN dan sangat menginspirasi saya. Terima kasih, semoga selalu diberi kesehatan.

Dahlan Iskan:
Memang tidak begitu jelas apa motivasi saya jadi dirut PLN. Campur-aduk seperti coto Makasar! Setelah jadi Dirut PLN saya memilih akan menjadi “mantan Dirut PLN”!

Natal Hutabarat:
Saya senang baca Blog Anda. Saya sangat senang punya seorang leader yg senang berbagi dalam bentuk tulisan. Yang jadi pertanyaan saya, bagaimana bapak menyikapi dan merespon apabila karyawan PLN ada yg ketahuan korupsi? Atau menyalahgunakan jabatannya di PLN utk kepentingannya sendiri atau memperkaya pihak2 tertentu? Atau semisal ketahuan menerima sogokan dalam memenangkan tender?

Ridwan Noor:
Mungkin pertanyaan dibawah ini, pertanyaan standar yang sering ditanyakan. Namun saya rasa tidak ada salahnya saya tanyakan ke Pak Dahlan. Salah satu Permasalahan di indonesia untuk bumn adalah masalah mentalitas di karyawannya, mungkin secara tegas saya sebut korupsi (saya tidak sedang mengeneralisir bahwa semua karyawan bumn bermasalah, toh banyak juga yang mempunyai integritas tinggi, ini sangat tergantung pribadi masing-masing, namun saya menitikberatkan disini untuk pegawai bermasalah dan bagaimana kita mencari solusi untuk masalah seperti ini).

Di sini, yang ingin saya tanyakan adalah penyelesaian di sistem (kalau orang per orang tentu KPK jawabannya). Bagaimana menurut Bapak model yang baik untuk menyelesaikan masalah seperti ini (apa membentuk bumn sejenis yang menjadi tandingan semisal, atau malah privatisasi,dll) baik dari sisi eksternal maupun internal perusahaan? Mungkin itu dulu Pak, kalau ada kemiripan pertanyaan dgn yang lain, digabung saja. Terima kasih sebelumnya.

Dahlan Iskan:
Tahun lalu kami merombak sistem pengadaan strategis. Sistemnya juga harus diperbaiki di samping orangnya. Misalnya perantara tidak boleh menjadi leader dalam proyek pembangunan gardu induk. Hasil perombakan sistem pengadaan strategis ini menghasilkan penghematan Rp 2,4 triliun setahun kemarin. Misalnya satu trafo IBT yang dulu harganya Rp 120 miliar/buah, dengan perubahan sistem itu menjadi tingal Rp 40 miliar/buah.

Tahun ini pembenahan kami teruskan ke perubahan sistem pengadaan spare part di seluruh Indonesia. Dana pengadaan spare part itu mencapai Rp 7 triliun setahun. Kalau bisa dihemat tentu uangnya bisa dipakai untuk memperbaiki kualitas layanan, atau, misalnya untuk menambah daya di Kalteng tadi.

PENUTUP


Betti Alisjahbana:
Rupanya banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang masuk malam ini sehingga tanpa terasa waktu sudah jam 22:14. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak Dahlan Iskan yang telah bersedia menjawab berbagai pertanyaan yang di ajukan.

Membaca jawaban-jabawan pak Dahlan dan melihat kemajuan-kemajuan yang telah di capai PLN kami jadi lebih optimis bahwa masalah-masalah yang masih ada akan segera teratasi. Semoga PLN semakin sukses. Terima kasih sekali lagi.

Salam hangat penuh semangat.

Dahlan Iskan:
Tidak terasa sudah melebihi jam 21.00. Saya minta maaf melebihi jam yang disediakan Betti Alisjahbana. Semoga bisa disambung di waktu mendatang. Ciao! Xie Xie!

No comments:

Post a Comment