Thursday, February 7, 2008

Shio Tikus, Saat Cerdas Mencari Uang

07 Februari 2008
Shio Tikus, Saat Cerdas Mencari Uang
Catatan Dahlan Iskan

Shio Tikus adalah shio yang terhebat di antara 12 shio yang ada. Tikus juga melambangkan binatang yang paling cerdas. Khususnya cerdas dalam mencari uang. Karena itu, belakangan ini banyak ibu yang lagi hamil tua pada bingung: mau cepat-cepat melahirkn agar anaknya bershio babi (sampai kemarin masih termasuk tahun babi), atau ditunda beberapa hari agar anaknya lahir di tahun tikus (mulai hari ini).

Menurut kepercayaan warga Tionghoa, dua-duanya amat baik. Babi lambang kemakmuran, tikus lambang kecerdasan (mencari uang). Nah, mau yang mana? Mau makmur meski tidak perlu pintar atau mau pintar meski belum tentu makmur? Silakan putuskan sendiri. Saya, yang bershio kelinci, he he, hanya bisa ngiri! Saya hanya kebagian mondar-mandir dan sibuk sana sibuk sini, tapi tidak makmur-makmur dan tidak pinter-pinter!

Bagi yang bershio bukan tikus, marilah bersama-sama saya, kita keroyok mereka yang bershio tikus, untuk kita ajak adu pintar di tahun tikus ini. Marilah kita buktikan bahwa kita, yang tidak bershio tikus, tidak akan kalah pintar mencari makan pada 2008 ini.

Wahai para kuda, teruslah berlari! Masak kalah dengan larinya tikus!
Wahai para ayam, teruslah nyeker dan hasil cekeranmu janganlah sampai diserobot tikus!
Wahai para kerbau, berhentilah bermalas-malas di dalam air. Mengamuklah!
Wahai para kera, habisi semua buah, jangan sampai didahului tikus!
Wahai para macan, janganlah hanya bisa mengaum! Terkamlah apa saja yang ada di depanmu!
Wahai para ular, jangan mau lagi hanya sekali makan untuk hidup tiga bulan! Carilah makanan yang sekali makan bisa untuk hidup tujuh turunan!
Wahai para anjing, janganlah lagi hanya mau tulang-tulang. Sikat sekalian daging lulurnya!
Wahai para naga, tunjukkan kesaktianmu di depan tikus!
Wahai para kambing, larilah cepat-cepat kalau tak mau disate orang! Janganlah lagi hanya mau makan rumput yang tumbuh di padang! Ambillah rumput yang ada di gudang-gudang!

Masak, kita yang dari 11 shio tidak bisa menang mengalahkan kepintaran mereka yang bershio tikus pada 2008 ini!

Memang kita tahu bahwa para shio tikus tidak akan tinggal diam. Mereka akan terus menggunakan kepintaran mereka. Maka kalau kita bisa kompak, 2008 ini akan menjadi tahun yang bergairah: semua bekerja keras, semua berlomba maju, dan semua ingin mendapatkan uang yang banyak. Marilah tahun 2008 kita jadikan tahun perebutan uang!

Tapi, tunggu dulu.
Apakah uang yang akan kita perebutkan itu ada?

Bukankah Amerika Serikat yang jadi sumber ekonomi dunia lagi mengalami krisis perkreditan? Bukankah di dalam negeri sendiri harga sembako menggila? Bukankah inflasi akan naik tajam?

Jangan terlalu khawatir. Tahun 2008 (dan juga 2009) adalah tahun seksi. Pemerintah pasti akan memaksakan agar semua dana pemerintah digerojokkan ke proyek-proyek pembangunan dan proyek-proyek kesejahteraan. Mengapa? Semua orang tahu, pemerintah tidak punya waktu lagi untuk menunjukkan kinerja pembangunannya kecuali tahun ini dan sedikit tahun depan. Kalau tahun ini pemerintah tidak melakukan itu, lantas apa yang akan “dipamerkan” kepada masyarakat untuk memenangi Pemilu 2009? Maka anggaran 2008 pasti akan digerojokkan sekuat-kuatnya. Bahkan, masih ditambah dengan sisa anggaran tahun lalu yang baru sebagian digunakan.

Di bidang kehidupan sosial, 2008 ini juga cukup baik, stabil, dan dinamis. Semua itu disebabkan oleh faktor bahwa masyarakat kita sudah semakin dewasa dalam berdemokrasi. Yang belum dewasa tinggal para pemimpinnya. Pilkada-pilkada kian jadi makanan biasa. Kemenangan atau kekalahan seorang calon kepala daerah sudah tinggal jadi persoalan si calon sendiri. Tidak banyak lagi rakyat yang mau membela sampai mati calon yang kalah meski sudah telanjur memberinya uang.

Rakyat sangat dewasa dalam menerima hasil demokrasi yang fair. Termasuk menerima apa yang terjadi di Kalimantan Barat (Kalbar), di mana baru sekali ini terjadi gubernur terpilihnya seorang Dayak yang Kristen, dengan wakil gubernur seorang Tionghoa yang Katolik. Masyarakat Melayu yang Islam bisa menerimanya dengan dewasa sambil menyalahkan diri sendiri -karena tiga calon gubernur dari suku Melayu tidak mau bersatu, bahkan saling menjatuhkan di antara mereka sendiri.

Semua itu menjadi faktor yang membuat kita, yang bukan shio Tikus, untuk ikut merasa optimistis.

Bagaimana pengaruh krisis di Amerika?

Juga jangan terlalu dikhawatirkan. Pertama, meski krisis, itu krisisnya orang kaya-raya. Meski krisis, masih saja tetap kaya. Kapitalisasi pasar modalnya saja masih USD 17 triliun, masih dua kali lipat lebih besar dibanding kapitalisasi pasar modal Jepang, Jerman, Inggris, dan Prancis dijadikan satu.

Kedua, krisis itu terjadi di saat terlalu banyak uang cash di dunia ini. Misalnya di Tiongkok atau Timur Tengah. Dana-dana yang berlebihan itu akan jadi juru selamat bagi krisis sekarang ini. Ketiga, yang paling menderita akibat krisis ini adalah lembaga-lembaga keuangan terkemuka di dunia seperti Citibank, Merrill Lynch, Northern Rock, yang semuanya merupakan lembaga yang mempunyai reputasi, merek, dan citra manajemen yang andal. Lembaga-lembaga itu akan dengan mudah “menjual diri”-nya kepada investor Timur Tengah, Rusia, dan Tiongkok yang lagi kelebihan uang.

Meski uang yang akan kita perebutkan tahun ini kelihatannya ternyata akan ada, perlukah kita saling sikut untuk memperebutkannya?

Kelinci senang sekali bersaing. Tapi, tidak punya sikut untuk menjatuhkan tikus. (*)

No comments:

Post a Comment