Sesuatu yang Mustahil Terjadi di Era Pra Otomomi Daerah
Bercermin ke Tarakan dan Singkawang: Giatnya Daerah untuk Membangun (1)
CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, juga rajin berkunjung ke berbagai
daerah di Tanah Air, termasuk ke daerah-daerah yang jauh seperti Tarakan
dan Singkawang. Berikut catatannya mengenai keinginan maju dua daerah
tersebut.
INI tidak mungkin terjadi di era pemerintahan yang sangat sentralistik seperti zaman Orde Baru. Juga tidak mungkin terjadi kalau tidak ada otonomi daerah. Tarakan dan Singkawang adalah contoh yang sangat positif untuk dibicarakan. Dua kota kecil itu sama-sama berada di bagian paling utara Pulau Kalimantan. Tarakan di bagian paling utara Kaltim sedang Singkawang di bagian paling utara Kalbar. Tarakan dekat dengan negara bagian Sabah sedang Singkawang dekat dengan negara bagian Sarawak.
INI tidak mungkin terjadi di era pemerintahan yang sangat sentralistik seperti zaman Orde Baru. Juga tidak mungkin terjadi kalau tidak ada otonomi daerah. Tarakan dan Singkawang adalah contoh yang sangat positif untuk dibicarakan. Dua kota kecil itu sama-sama berada di bagian paling utara Pulau Kalimantan. Tarakan di bagian paling utara Kaltim sedang Singkawang di bagian paling utara Kalbar. Tarakan dekat dengan negara bagian Sabah sedang Singkawang dekat dengan negara bagian Sarawak.
Kemajuan dua negara bagian di Malaysia Timur itulah yang diakui atau
tidak telah memberikan inspirasi pada dua kota kecil tersebut untuk
bosan dengan keterbelakangan dan muak dengan ketertinggalan. Sering
mereka mempertanyakan: mengapa sama-sama di daratan Kalimantan dan hanya
dipisahkan seutas garis perbatasan, kok yang di sisi Malaysia bisa
begitu maju sedang yang di belahan Indonesia begitu-begitu saja.
Pertanyaan seperti itu sebenarnya sudah sangat lama mengganggu syaraf
kepala mereka. Juga sudah lama menimbulkan rasa rendah diri menjadi
bagian dari bangsa Indonesia. Namun di masa lalu pertanyaan seperti itu
tidak mungkin bisa menemukan jawabnya.
Orang setempat dan tentu juga pemerintah setempat begitu tidak
berdayanya. Mereka tidak mungkin mewujudkan inisiatif mereka sendiri
karena segala sesuatunya harus sesuai dengan petunjuk atasan. Mereka
juga sulit memperjuangkan usulan kemajuan karena proses
DUP-DIP-Pimpro-dan tetek bengeknya selalu saja tidak bisa pro kepada
daerah nan jauh seperti Tarakan dan Nunukan. Tentu jangan bicara soal
Ternate, Merauke atau Gorontalo. Mereka lebih jauh lagi dari pusat
kekuasaan dan juga jauh dari tetangga yang bisa merangsang syaraf
kemajuan.
Dalam upaya untuk bosan pada keterbelakangan itu, Tarakan memang
lebih beruntung dibanding Singkawang. Kota kecil di sebuah pulau yang
besarnya 2/3 Singapura ini lebih dulu mendapat “orang yang tepat pada waktu
yang tepat”. Tidak lama setelah berlakunya UU Otonomi Daerah, masa
jabatan Walikota Tarakan habis. Lalu dipilih walikota baru. Terpilihlah
seorang putra daerah yang punya wawasan global. Ia seorang dokter, namun
sudah lama terjun di lapangan manajemen. Setiap dia pegang sebuah tim
manajemen, selalu saja menjadi juara. Misalnya saat jadi pimpinan
Puskesmas, Puskesmasnya juara nasional. Saat menjadi direktur RSUD
Samarinda, rumah sakit itu juga juara nasional. Dialah dokter Yusuf SK,
yang ketika ikut saya keliling Tiongkok paling rajin mencatat. Saking
rajinnya ia sampai sakit menjelang acara peninjauan di Qingdao.
Kota Tarakan kini berubah total. Jalan utamanya sudah dua jalur. Lalu
bikin jalan tembus yang sangat panjang sehingga Tarakan tidak lagi
hanya punya satu jalur jalan yang memanjang. Pasar-pasar kumuh dia
bongkar dijadikan pasar modern. Akibatnya banyak investor yang datang.
Hotel-hotel baru pun bermunculan.
Bandaranya juga terus dibenahi. Kini pesawat Boeing 737-200 sudah
bisa mendarat di sana. Bahkan berkat kemajuan itu kini sudah ada pesawat
langsung Surabaya-Tarakan, tanpa melewati Balikpapan lagi. Dan kelak
pasti akan banyak penerbangan Tarakan-KK. Nama KK adalah sebutan untuk
Kota Kinabalu, ibukota Sabah yang sangat cantik yang hanya 30 menit
penerbangan dari Tarakan.
Untuk menunjang masa depan Tarakan, di bangun universitas.
Universitas Borneo. Penghijauan di dalam kota memang masih sangat
kurang, namun infrastrukturnya sudah dia siapkan. Drainase yang besar
dan dalam diutamakan. Setelah prasarana itu jadi, katanya, barulah akan
ada gerakan penanaman pohon besar di sepanjang jalan. Saya sempat
menitipkan keinginan agar jangan meniru banyak kota yang menanam pohon
kecil-kecil, yang katanya, lebih indah. Tidak. Kota-kota kita memerlukan
pohon-pohon besar karena kita berada di iklim tropis. Apalagi seperti
Tarakan. Panasnya berlebih-lebih.
Yang juga patut dibanggakan adalah ini: Tarakan akan menjadi
satu-satunya kota yang punya hutan mangrove yang akan punya daya tarik
kelas dunia. Hutan itu berada di tepi pantai dekat pasar yang baru dipermodern.
Luasnya delapan hektar. Sebuah jalan titian terbuat dari kayu besi kini
sudah dibangun meliuk-liuk di sela-sela hutan mangrove. Sungguh
menakjubkan.
Baru sekali ini saya masuk ke dalam hutan mangrove. Tidak menyangka
mangrove bisa dikelola dan dibuat indah seperti di Tarakan. Sudah lama
saya mendengar larangan merusak hutan mangrove di sepanjang pantai,
namun belum pernah saya melihat ada hutan mangrove yang dikelola seperti
di Tarakan ini. Para walikota yang punya potensi hutan mangrove
benar-benar harus melihat bagaimana mangrove di Tarakan tidak hanya
dijaga, tapi juga diberdayakan!
Langkah-langkah seperti itu hampir mustahil terjadi di masa
pra-otonomi daerah. Tapi kita juga melihat banyak sekali daerah yang
tidak tahu bagaimana harus maju di era otonomi daerah. Bahkan banyak
yang justru menganggapnya sebagai giliran bagi elit daerah untuk
berpesta.
Saya sempat was-was, jangan-jangan Yusuf SK tidak terpilih lagi untuk
masa jabatan kedua awal tahun 2004 lalu. Sebab saya juga mendengar
banyak instansi pusat yang kurang mendukung langkahnya. Misalnya saja
Yusuf sangat marah kalau ada instansi yang berpusat di Jakarta yang
menterlantarkan lahannya begitu saja, sementara daerah sangat
memerlukannya. Namun akal sehat masih hidup di Tarakan. Baru-baru ini
dia terpilih lagi untuk masa jabatan kedua. Kita bisa berharap Tarakan
akan terus jadi contoh positif pelaksanaan otonomi daerah yang compang-camping di banyak tempat.(bersambung)
No comments:
Post a Comment