Tuesday, June 9, 2009

Lega, Bisa On-kan HP Begitu Pesawat Mendarat

Selasa, 09 Juni 2009
Lega, Bisa On-kan HP Begitu Pesawat Mendarat
Menikmati Sistem Baru Penerbangan Cathay Pacific (1)

Rasanya baru yang satu ini memperbolehkan penumpang langsung menghidupkan handphone (HP) begitu pesawat sudah mendarat: Cathay Pacific (kode penerbangan CX). Penerbangan lainnya masih tetap mengumumkan bahwa penumpang dilarang menghidupkan HP, meski pesawat sudah mendarat, sampai tiba di dalam gedung terminal. Sebuah larangan yang saya lihat hampir 100 persen dilanggar.

Kecenderungan penumpang pesawat saat ini adalah: begitu pesawat mendarat, pekerjaan pertama yang dilakukan justru menghidupkan HP. Kalau toh ada yang sungkan melakukannya, paling hanya yang duduk di deretan kursi pertama. Itu karena mereka, sebagaimana saya, sungkan kepada pramugari yang baru saja membuat pengumuman. Lagi pula, sesekali pramugari masih mau menegur kalau ada penumpang yang sudah menghidupkan HP ketika pesawat baru mendarat.

Saya pernah ditegur seperti itu dan saya merasa malu. Tapi, bagi penumpang di deretan kursi belakang, semuanya tidak mau lagi menghiraukan pengumuman itu. Logikanya: toh pesawat sudah mendarat, tidak mungkin lagi bisa jatuh.

Ketika minggu lalu saya ke Hongkong, dalam perjalanan ke Tiongkok, saya tidak perlu malu lagi. Saya justru mendengar, pramugari CX mengumumkan bahwa ”para penumpang sudah diperbolehkan menghidupkan handphone”. Padahal, pesawat baru saja mendarat dan masih dalam perjalanan menuju terminal.

Mula-mula saya agak ragu dengan isi pengumuman itu. Maklum, sudah sekian lama yang biasa terdengar adalah larangan. Kok ini malah dipersilakan menghidupkan handphone.

Lalu, saya bertanya, apakah pendengaran saya tidak salah. ”Tidak,” kata pramugari. ”Kan, pesawat sudah mendarat,” tambahnya. Benar saja, dalam perjalanan pulang, ketika pesawat sudah mendarat di Bandara Juanda, Surabaya, saya dengarkan hati-hati pengumuman pramugari. Memang benar: penumpang dipersilakan menghidupkan handphone.

Saya benar-benar lega melihat perkembangan ini. Akal sehat mulai ditegakkan. Logika mulai diluruskan. Sebenarnya, larangan menghidupkan handphone ketika pesawat sudah mendarat benar-benar tidak masuk akal. Apalagi kalau alasannya untuk keselamatan penerbangan. Akibatnya, kita semua sudah tahu: larangan itu dilanggar hampir 100 persen oleh penumpang. Apalagi pramugari tidak berdaya untuk menegakkan larangan tersebut: dalam posisi pesawat baru mendarat, pramugari tidak mungkin bangkit dari tempat duduknya untuk mengontrol penumpang yang sudah menghidupkan handphone.

Kalau larangan itu bermotif lain, malah lebih bisa diterima. Misalnya, agar jangan berisik. Sebab, kalau semua penumpang menghidupkan handphone dan semuanya berbicara keras-keras, bisa dibayangkan berisiknya. Namun, dalam praktik, saya lihat hanya satu-dua orang yang berbicara di handphone. Mayoritas hanya ingin mengecek SMS yang masuk. Begitu tidak sabarnya pemilik handphone untuk segera melihat SMS, seperti penerbangan satu jam itu telah memutus hidupnya. (bersambung)

No comments:

Post a Comment