Wednesday, February 10, 2010

Antara 35.000 Orang Kaya Raya dan 150.000 RSS

Rabu, 10 Februari 2010
Antara 35.000 Orang Kaya Raya dan 150.000 RSS

Benarkah orang kaya-raya di Indonesia masih ikut makan subsidi listrik dari negara?
Di masa lalu, ya! Tapi sejak dua bulan lalu, tepatnya sejak tanggal 1 Januari 2010, orang kaya-raya Indonesia sudah tidak lagi ikut makan subsidi negara di bidang listrik. Sejarah baru sudah dimulai. Orang kaya-raya sudah menjadi pelopor untuk mengakhiri praktik tidak sehat dalam bernegara. Sejak 1 Januari lalu orang kaya-raya Indonesia, yakni yang langganan listriknya 6.600 va ke atas, sudah membayar listrik semestinya. Di seluruh Indonesia, kira-kira hanya ada 35.000 orang saja yang mampu berlangganan listrik 6.600 va ke atas. (15 juta rumah hanya mampu berlangganan listrik 450 va).

Sekitar 10 juta lagi hanya mampu berlangganan listrik 900 va. 5 juta rumah mampu berlangganan sampai 1.200 va). Siapakah 35.000 rumah yang mampu berlangganan sampai 6.600 va itu? Mereka ini adalah (kira-kira) yang rumahnya memiliki empat atau lima kamar, masing-masing kamar dilengkapi AC. Punya kulkas besar, dan kamar mandinya dilengkapiinstalasi air panas. Orang kaya seperti itu, selama ini diperlakukan sama dengan orang miskin sama-sama mendapatkan subsidi negara untuk membayar listriknya. Kenyataan inilah yang di masa lalu ikut menggelisahkan DPR ketika lembaga negara itu membahas besarnya subsidi untuk PLN.

Maka ditemukanlah rumusan bersama, waktu itu, agar untuk pelanggan kaya-raya seperti itu jangan lagi ikut menerima subsidi. Sebagai Direktur Utama PLN yang baru saya harus mencari akal agar pemberlakuan tarif komersial untuk orang kaya-raya ini jangan sampai sia-sia. Jangan sampai kerelaan orang-orang kaya-raya untuk membuat sejarah baru itu dilewatkan begitu saja. Maka beberapa hari setelah dimulainya sejarah baru itu, saya mengadakan rapat dengan pengurus Real Estate Indonesia (REI). Waktunya hari Minggu sore, lokasinya di kantor PLN.

Sejak lama pengurus REI mengeluhkan ini mengapa kalau orang kaya yang minta sambungan listrik cepat dilayani, tapi puluhan ribu rumah orang miskin tidak mendapatkan sambungan listrik. REI memang diminta menggalaukan pembangunan rumah sangat sederhana (RSH, dulu RSS). Tapi rumah-rumah itu mengalami kesulitan untuk mendapatkan sambungan listrik. Menurut Ketua Umum REI, lebih dari 150.000 rumah RSH di seluruh Indonesia belum bisa mendapat sambungan listrik. Dalam pertemuan itu saya putuskan agar semua rumah sangat sederhana di seluruh Indonesia harus mendapat sambungan listrik. Maka pengurus REI yang datang dari semua provinsi sore itu merasa lega.

Keputusan ini tidak hanya berlaku tahun ini saja. Semua rumah sangat sederhana yang dibangun REI tahun depan dan tahun depannya pun akan dijamin dapat sambungan listrik. Kebetulan dalam pertemuan itu saya juga menghadirkan seluruh General Manager PLN dari seluruh Indonesia. Maka sore itu juga disepakati tidak boleh lagi ada GM yang menolak untuk memberi aliran listrik ke rumah sangat sederhana itu. Kalau perlu daya listrik di rumah-rumah pegawai PLN dikurangi sepertiga untuk keperluan ini.

Sebulan kemudian, berdasarkan monitoring kami, proses penyambungan listrik ke rumah sangat sederhana itu sudah mulai dilakukan. Kami mengingatkan para pelaksana di lapangan bahwa sekarang ini orang-orang sangat-kaya sudah bersedia membayar listrik sesuai dengan tarif komersial. Maka pengorbanan orang-orang kaya-raya itu harus diabdikan untuk menolong para pelanggan di tingkat bawah yang sangat membutuhkan. 35.000 orang sangat kaya itu secara tidak langsung sudah membuat 150.000 rumah sangat sederhana mendapatkan listrik.*

No comments:

Post a Comment