Friday, November 6, 2009

Polri Terhibur di DPR

Jum’at, 06 November 2009
Polri Terhibur di DPR

Setelah satu minggu institusi Polri seperti menjadi bulan-bulanan di publik, tadi malam mereka seperti mendapatkan hiburan sangat segar. Yakni, di forum dengar pendapat dengan Komisi III DPR. Semua fraksi memberikan pujian, dorongan, semangat, dan empati kepada Kapolri. Ada memang beberapa pertanyaan kritis, namun tidak ada yang sampai menohok.

Kapolri sendiri menggunakan panggung yang disiarkan langsung oleh TV One itu dengan sangat baik. Lepas dari benar tidaknya apa yang disampaikan, Kapolri dalam forum itu layak diberi nilai 9. Banyak hal yang selama ini menjadi bola liar yang menyudutkan Polri bisa dijelaskan dengan sangat gamblang. Bahkan, kalau saja apa yang disampaikan Kapolri tadi malam itu dibeberkan tiga-empat hari lalu, saya pastikan opini publik terhadap Polri tidak akan sejelek sekarang ini.

Misalnya, soal tuduhan selama ini yang menyebutkan bahwa polisi berubah-ubah tuduhan. Ternyata, seperti dikatakan Kapolri tadi malam, perubahan tuduhan itu atas permintaan kejaksaan. Demikian juga mengapa Polri tidak menahan Anggodo ternyata alasannya karena pasal yang digunakan adalah pemerasan. Dalam pemerasan, orang yang memberikan uang tidak bisa diklasifikasikan sebagai penyuap.

Kapolri juga kelihatan berhasil meyakinkan forum bahwa keputusan menjadikan dua pejabat KPK (Bibit dan Chandra) sebagai tersangka tidak akan salah. Kapolri membeberkan mengenai bukti-bukti seperti keluar masuknya mobil kedua orang itu ke suatu tempat dan di situ terjadi penyerahan uangnya. Juga disebutkan banyaknya hubungan telepon pejabat KPK tersebut dengan pihak-pihak yang terkait.

Banyak hal yang terasa baru yang disampaikan Kapolri tadi malam. Maka, sangat menarik untuk melihat bagaimana perkembangan kasus ini pada hari-hari berikutnya. Yang jelas, forum tadi malam sepenuhnya milik Kapolri dan jajarannya. Termasuk milik Susno…yang tadi malam juga bisa memanfaatkan panggung DPR dengan istimewa: dia bersumpah tidak menerima uang Rp 10 miliar dengan gaya yang sangat mengharukan. Antara lain, karena dia membawa soal penderitaan istri, anak, dan keluarganya.

Maka, terasa sekali forum tadi malam kurang panjang. Bukan karena waktunya singkat (saat tulisan ini dibuat pukul 23.30 pertemuan masih berlangsung), namun forum kurang bisa menggunakan waktu secara baik. Banyak anggota DPR yang bicaranya belum bisa padat.

Selama sesi pertama, terlihat yang paling padat bicara hanyalah dari Fraksi Golkar. Yakni, selama 3 menit. Yang disampaikan pun cukup berisi. Maka, saya nilai dari segi penggunaan waktu pembicara dari Golkar ini bernilai 6 dan dari isi bernilai 7,5.

Pembicara dari Fraksi Hanura sebenarnya juga cukup baik dalam menggunakan waktu, yakni 3 menit, namun sama sekali tidak ada isinya. Nilai penggunaan waktunya 6, tapi isi pembicaraannya hanya 4. Fraksi Gerindra menggunakan waktu 5 menit sehingga nilainya hanya 5, sedang isi pembicaraannya saya beri nilai 6.

Nilai terbaik saya berikan kepada Fraksi PKS. Dari segi isi, nilainya bisa mencapai 8,5. Sayangnya penggunaan waktunya berlebihan. Sampai 8 menit. Maka, nilai penggunaan waktu Fraksi PKS hanya 3. Apalagi, selama empat menit pertama isi pembicaraannya tidak langsung menyangkut substansi.

Fraksi PAN termasuk yang baik, meski sayangnya juga tidak bisa mengendalikan waktu. Dia bicara selama 7 menit sehingga nilai di bidang ini hanya 3,5. Padahal, nilai pembicaraannya cukup bagus: 7 poin.

Ke depan, kesadaran penggunaan waktu yang mepet ini sangat penting. Terutama kalau disiarkan secara langsung di TV. Pemirsa yang berarti adalah para pemilih langsung memberikan nilai kepada cara mereka bicara, waktu yang mereka habiskan, dan isi pembicaraan mereka. TV telah memberikan kepada mereka waktu yang sangat mahal (iklan 5 menit bernilai Rp 200 juta sehingga berapa juta rupiah mereka menggunakan waktunya).

Saya bisa maklum kalau kebiasaan bicara padat belum bisa menjadi tradisi. Maka, saya juga tidak berharap jalannya dengar pendapat di DPR bisa sepadat acara dengar pendapat di DPR Inggris, misalnya. Kebetulan saya pernah menghadiri sidang dengar pendapat di DPR Inggris. Di sana setiap anggota DPR hanya berbicara kurang dari setengah menit. Semua langsung to the point. Selama persidangan yang saya ikuti itu, tidak ada satu pun pembicara yang menggunakan waktu sampai setengah menit.

Meski kita belum bisa seperti itu, kesadaran baru untuk berbicara padat harus sudah dimulai. Kelak, para anggota DPR itu akan harus sering berdebat di TV untuk pemilu. Acara debat biasanya dibatasi waktu satu atau dua menit. Siapa yang berbiasa bicara padat, dialah yang unggul.

Kalau saja jalannya dengar pendapat di DPR bisa lebih padat, tentu akan membuat TV tertarik untuk menyiarkannya. Namun, kalau gaya bicara masih seperti tadi malam, hanya momentum yang luar biasa yang akan diliput live oleh TV.

Pimpinan sidang kelihatannya sudah berusaha mengendalikan waktu, namun tetap mengalami kesulitan. Sudah diingatkan agar berbicara 2 menit pun masih terus dilanggar. Padahal, kelak, barangkali setiap pembicara harus hanya punya waktu setengah menit. Seperti tadi malam, akibatnya sangat krusial. Sidang harus dilakukan hingga pukul 01.00. Itu pun belum akan bisa memuaskan.

Terutama karena Kapolri sebenarnya mengungkapkan banyak hal baru. Misalnya, di KPK sekarang ini masih akan ada kasus yang jauh lebih besar yang sedang ditangani Polri.

No comments:

Post a Comment