Polri Terhibur di DPR
Setelah satu minggu institusi Polri seperti menjadi bulan-bulanan di
publik, tadi malam mereka seperti mendapatkan hiburan sangat segar.
Yakni, di forum dengar pendapat dengan Komisi III DPR. Semua fraksi
memberikan pujian, dorongan, semangat, dan empati kepada Kapolri. Ada
memang beberapa pertanyaan kritis, namun tidak ada yang sampai menohok.
Kapolri sendiri menggunakan panggung yang disiarkan langsung oleh TV
One itu dengan sangat baik. Lepas dari benar tidaknya apa yang
disampaikan, Kapolri dalam forum itu layak diberi nilai 9. Banyak hal
yang selama ini menjadi bola liar yang menyudutkan Polri bisa dijelaskan
dengan sangat gamblang. Bahkan, kalau saja apa yang disampaikan Kapolri
tadi malam itu dibeberkan tiga-empat hari lalu, saya pastikan opini
publik terhadap Polri tidak akan sejelek sekarang ini.
Misalnya, soal tuduhan selama ini yang menyebutkan bahwa polisi
berubah-ubah tuduhan. Ternyata, seperti dikatakan Kapolri tadi malam,
perubahan tuduhan itu atas permintaan kejaksaan. Demikian juga mengapa
Polri tidak menahan Anggodo ternyata alasannya karena pasal yang
digunakan adalah pemerasan. Dalam pemerasan, orang yang memberikan uang
tidak bisa diklasifikasikan sebagai penyuap.
Kapolri juga kelihatan berhasil meyakinkan forum bahwa keputusan
menjadikan dua pejabat KPK (Bibit dan Chandra) sebagai tersangka tidak
akan salah. Kapolri membeberkan mengenai bukti-bukti seperti keluar
masuknya mobil kedua orang itu ke suatu tempat dan di situ terjadi
penyerahan uangnya. Juga disebutkan banyaknya hubungan telepon pejabat
KPK tersebut dengan pihak-pihak yang terkait.
Banyak hal yang terasa baru yang disampaikan Kapolri tadi malam.
Maka, sangat menarik untuk melihat bagaimana perkembangan kasus ini pada
hari-hari berikutnya. Yang jelas, forum tadi malam sepenuhnya milik
Kapolri dan jajarannya. Termasuk milik Susno…yang tadi malam juga bisa
memanfaatkan panggung DPR dengan istimewa: dia bersumpah tidak menerima
uang Rp 10 miliar dengan gaya yang sangat mengharukan. Antara lain,
karena dia membawa soal penderitaan istri, anak, dan keluarganya.
Maka, terasa sekali forum tadi malam kurang panjang. Bukan karena
waktunya singkat (saat tulisan ini dibuat pukul 23.30 pertemuan masih
berlangsung), namun forum kurang bisa menggunakan waktu secara baik.
Banyak anggota DPR yang bicaranya belum bisa padat.
Selama sesi pertama, terlihat yang paling padat bicara hanyalah dari
Fraksi Golkar. Yakni, selama 3 menit. Yang disampaikan pun cukup berisi.
Maka, saya nilai dari segi penggunaan waktu pembicara dari Golkar ini
bernilai 6 dan dari isi bernilai 7,5.
Pembicara dari Fraksi Hanura sebenarnya juga cukup baik dalam
menggunakan waktu, yakni 3 menit, namun sama sekali tidak ada isinya.
Nilai penggunaan waktunya 6, tapi isi pembicaraannya hanya 4. Fraksi
Gerindra menggunakan waktu 5 menit sehingga nilainya hanya 5, sedang isi
pembicaraannya saya beri nilai 6.
Nilai terbaik saya berikan kepada Fraksi PKS. Dari segi isi, nilainya
bisa mencapai 8,5. Sayangnya penggunaan waktunya berlebihan. Sampai 8
menit. Maka, nilai penggunaan waktu Fraksi PKS hanya 3. Apalagi, selama
empat menit pertama isi pembicaraannya tidak langsung menyangkut
substansi.
Fraksi PAN termasuk yang baik, meski sayangnya juga tidak bisa
mengendalikan waktu. Dia bicara selama 7 menit sehingga nilai di bidang
ini hanya 3,5. Padahal, nilai pembicaraannya cukup bagus: 7 poin.
Ke depan, kesadaran penggunaan waktu yang mepet ini sangat penting.
Terutama kalau disiarkan secara langsung di TV. Pemirsa yang berarti
adalah para pemilih langsung memberikan nilai kepada cara mereka bicara,
waktu yang mereka habiskan, dan isi pembicaraan mereka. TV telah
memberikan kepada mereka waktu yang sangat mahal (iklan 5 menit bernilai
Rp 200 juta sehingga berapa juta rupiah mereka menggunakan waktunya).
Saya bisa maklum kalau kebiasaan bicara padat belum bisa menjadi
tradisi. Maka, saya juga tidak berharap jalannya dengar pendapat di DPR
bisa sepadat acara dengar pendapat di DPR Inggris, misalnya. Kebetulan
saya pernah menghadiri sidang dengar pendapat di DPR Inggris. Di sana
setiap anggota DPR hanya berbicara kurang dari setengah menit. Semua
langsung to the point. Selama persidangan yang saya ikuti itu, tidak ada
satu pun pembicara yang menggunakan waktu sampai setengah menit.
Meski kita belum bisa seperti itu, kesadaran baru untuk berbicara
padat harus sudah dimulai. Kelak, para anggota DPR itu akan harus sering
berdebat di TV untuk pemilu. Acara debat biasanya dibatasi waktu satu
atau dua menit. Siapa yang berbiasa bicara padat, dialah yang unggul.
Kalau saja jalannya dengar pendapat di DPR bisa lebih padat, tentu
akan membuat TV tertarik untuk menyiarkannya. Namun, kalau gaya bicara
masih seperti tadi malam, hanya momentum yang luar biasa yang akan
diliput live oleh TV.
Pimpinan sidang kelihatannya sudah berusaha mengendalikan waktu,
namun tetap mengalami kesulitan. Sudah diingatkan agar berbicara 2 menit
pun masih terus dilanggar. Padahal, kelak, barangkali setiap pembicara
harus hanya punya waktu setengah menit. Seperti tadi malam, akibatnya
sangat krusial. Sidang harus dilakukan hingga pukul 01.00. Itu pun belum
akan bisa memuaskan.
Terutama karena Kapolri sebenarnya mengungkapkan banyak hal baru.
Misalnya, di KPK sekarang ini masih akan ada kasus yang jauh lebih besar
yang sedang ditangani Polri.
No comments:
Post a Comment