Seberapa Luaskah Wilayah Gaza Itu?
Status Bukan Provinsi Bukan Negara Bagian
Tidak lebih dari 500 kilometer persegi. Lebarnya hanya sekitar 10
kilometer dan panjangnya 50 kilometer. Kalau di Jatim, kira-kira hanya
sama dengan dari Bangil ke Probolinggo. Lebarnya hanya sama dengan
Probolinggo-Leces dan Bangil-Beji. Atau sama dengan dari Tanjung Kodok
ke Tuban.
Wilayah itu berbukit, tapi tidak bergunung. Dataran paling tinggi
hanya 150 meter. Meski punya pesisir sepanjang 45 kilometer, seluruh
akses ke Laut Tengah itu dikuasai Israel. Bandaranya juga dikuasai
Israel. Satu-satunya batas yang bukan Israel adalah bagian selatannya
sepanjang 12 kilometer: berbatasan dengan Mesir.
Meski Gaza ini bagian dari wilayah negara Palestina, kalau mau ke ibu
kota harus melalui daratan Israel sejauh kira-kira 40 kilometer. Ini
berarti orang Palestina di wilayah Gaza kalau mau ke wilayah Palestina
yang lain di Tepi Barat harus mengantongi paspor dan harus mendapat izin
Israel. Luas wilayah Palestina yang di timur (disebut Tepi Barat,
karena letaknya di tepi barat Sungai Jordan) itu sekitar lima kali lebih
besar dari Gaza. Di wilayah Tepi Barat ini penduduknya sekitar 2,5 juta
orang. Dengan demikian, kalau Gaza dan Tepi Barat dijumlah, penduduk
Palestina 4 juta orang (wilayah Gaza berpenduduk 1,5 juta).
Israel memang berjanji menyerahkan wilayah Palestina kepada orang
Palestina secara bertahap. Mula-mula hanya Jericho, satu kota sebesar
Kecamatan Tulangan (Sidoarjo, Jatim) di timur Jerusalem. Lalu sebagian
lagi wilayah di utara Jerusalem. Lalu bagian lain Tepi Barat. Tiga tahun
lalu barulah wilayah Gaza yang diserahkan. Masih banyak lagi yang
mestinya diserahkan, tapi diragukan apakah Israel masih mau menyerahkan
sisanya. Termasuk Dataran Tinggi Golan yang harus dikembalikan ke
Syiria.
Sejak diserahkan ke Palestina tiga tahun lalu, status Gaza tidak
jelas. Bukan provinsi, bukan juga negara bagian. Bahkan, antara Gaza dan
Tepi Barat hampir tidak ada hubungan sama sekali. Baik hubungan
transportasi maupun hubungan politik. Gaza seperti tidak ada hubungan
apa-apa dengan pemerintah pusat di wilayah Tepi Barat.
Di wilayah Gaza hampir 100 persen penduduknya pengikut Hamas. Yakni,
aliran yang tidak mau menggunakan jalan diplomasi dalam merebut semua
wilayah Palestina. Hamas tidak percaya Israel mau secara suka rela
mengembalikan wilayah Palestina, termasuk Jerusalem. Hamas pernah minta
agar seluruh wilayah Palestina dan Israel itu jadi satu negara saja:
Negara Palestina. Bahwa sebagian besar penduduk negara “baru” itu
beragama Yahudi, tidak apa-apa. Demokrasi yang akan mengatasi hubungan
mayoritas-minoritas itu (Yahudi 7 juta, Palestina 4 juta). Israel
menolak, karena khawatir lama-lama penduduk Arab (Palestina) akan
mayoritas.
Kalau di Gaza penduduknya adalah pengikut Hamas, di Palestina wilayah
timur (Tepi Barat) penduduknya mayoritas pengikut kelompok Fatah.
Yakni, kelompok yang juga berjuang mengembalikan seluruh wilayah
Palestina, tapi melalui jalan perundingan. Dua kelompok ini sering
terlibat dalam perang bersenjata secara terbuka dan menelan banyak
korban. Dengan demikian, meski Negara Palestina itu satu,
pemerintahannya sebenarnya ada dua. Pemerintahan di Tepi Barat dipegang
Fatah dan pemerintahan di Gaza dipegang Hamas.
Israel memang kelihatan tidak mau kehilangan kontrol. Wilayah timur
(Tepi Barat) itu diserahkan ke Palestina tidak secara utuh. Wilayah
Jericho, ibarat satu pulau kecil di tengah-tengah Israel. Wilayah utara
juga seperti pulau besar di tengah-tengah Israel. Wilayah selatan juga
berada di tengah-tengah wilayah Israel. Wilayah utara yang agak luas
pun, bentuknya lucu karena banyak wilayah Israel yang menjorok ke
wilayah Palestina di sana-sini.
Jadi, Palestina yang sekarang sebenarnya bukan terbagi dua wilayah
(Gaza dan Tepi Barat), tapi terbagi empat atau lima wilayah yang
tersebar di tengah-tengah negara Yahudi. (dis)
No comments:
Post a Comment