Thursday, September 23, 2004

Right Man in the Right Apa

23 September 2004
Right Man in the Right Apa?
Catatan Dahlan Iskan

SETELAH era Presiden Soeharto, menurut humor politik, kita punya tiga jenis presiden. Misalnya Prof Habibie. Orangnya hebat, langkah-langkahnya jitu. Dia bebaskan pers. Dia hapus istilah pri-nonpri. Dia bikin demokrasi lebih baik. Dia restrukturisasi utang konglomerat agar ekonomi segera jalan. Dia bikin nilai satu dolar AS dari Rp 15.000 menjadi tinggal Rp 6.500.

Saturday, April 10, 2004

Kerja Konkret Lewat Forum Kecil Antardaerah

10 April 2004
Kerja Konkret Lewat Forum Kecil Antardaerah
Bercermin Ke Tarakan Dan Singkawang : Giatnya Daerah Untuk Membangun (3-Habis)

”Kegilaan” bupati dan wali kota bakal sia-sia bila birokrasi ”atasan” egois. Catatan terakhir CEO Jawa Pos Dahlan Iskan ini juga membeberkan bagaimana forum informal antarkabupaten atau kota yang berdekatan bisa makin memfokuskan problem yang saling terkait.

Friday, April 9, 2004

Bandara Singkawang, Biar Hanya 1.200 Meter

9 April 2004
Bandara Singkawang, Biar Hanya 1.200 Meter
Bercermin Ke Tarakan Dan Singkawang : Giatnya Daerah Untuk Membangun (2)

DALAM bahasa Mandarin Singkawang disebut Shankouyang (gunung, muara, samudra). Dari nama itu nasib Singkawang mestinya sangat baik. Bersandar gunung, memandang muara dan samudra. Mana ada yang bisa lebih baik dari posisi seperti itu. Namun kenyataan berbicara lain. Dari tahun ke tahun Singkawang semakin jauh tertinggal. Tentu bukan salah gunung, muara dan samudra. Ini sepenuhnya salah manusianya. Kebijaksanaan pembangunan yang memusat memang telah membuat kota seperti Singkawang akan cenderung terabaikan.

Thursday, April 8, 2004

Sesuatu yang Mustahil Terjadi di Era Pra Otomomi Daerah

8 April 2004
Sesuatu yang Mustahil Terjadi di Era Pra Otomomi Daerah
Bercermin ke Tarakan dan Singkawang: Giatnya Daerah untuk Membangun (1)

CEO Jawa Pos Group, Dahlan Iskan, juga rajin berkunjung ke berbagai daerah di Tanah Air, termasuk ke daerah-daerah yang jauh seperti Tarakan dan Singkawang. Berikut catatannya mengenai keinginan maju dua daerah tersebut.

Tuesday, March 30, 2004

Ubah Rel KA Menjadi Jalan Tol

30 Maret 2004
Ubah Rel KA Menjadi Jalan Tol
Catatan: Dahlan Iskan
 
Pertengahan bulan ini, CEO Jawa Pos Group Dahlan Iskan, kembali berada di Tiongkok. Kali ini ke propinsi paling utara yang amat dingin. Berikut catatan ringannya.

SAYA memang suka mengendarai mobil dengan cepat, namun supir yang membawa saya di jalan tol antara Changchun-Jilin-Harbin ini jauh lebih berani. Ia hampir selalu memacu kendaraannya 180 km/jam. Saya yang duduk di belakang supir, selalu melirik ke speedometer. Tentu dengan doa mudah-mudahan si supir tidak menaikkan jarum itu ke angka 200 km/jam. Memang, saya juga sering carter mobil untuk perjalanan Makkah-Madinah yang jalannya amat lebar, sepi dan mulus itu. Namun di perjalanan sejauh 450 Km ini supir umumnya juga hanya lari maksimum 160 Km/jam.

Saturday, November 29, 2003

Belajar Mengatasi Krismon dari Tiongkok

29 November 2003
Belajar Mengatasi Krismon dari Tiongkok
Catatan Dahlan Iskan

DALAM seminar besar yang diselenggarakan mahasiswa Universitas Petra Surabaya bulan lalu, seorang peserta bertanya pada saya: apakah Tiongkok juga akan mengalami krisis ekonomi? Pertanyaan tersebut dikemukakan lantaran negeri itu sudah mengalami pertumbuhan ekonomi antara 9 sampai 12 persen pertahun selama sudah lebih dari 10 tahun berturut-turut.

Tuesday, June 3, 2003

Tarif Listrik Regional: Harus tapi Khawatir

Selasa, 3 Juni 2003
Catatan Dahlan Iskan
Tarif Listrik Regional: Harus tapi Khawatir

DI banyak daerah, ongkos produksi PLN jauh lebih tinggi dari harga jual ke masyarakat. Ini karena PLN di banyak daerah harus memproduksi listrik dengan tenaga diesel yang berbahan bakar solar. (Solar adalah peringkat tertinggi tingkat kemahalannya untuk memperoduksi listrik, jauh lebih mahal dibanding -sesuai dengan urutannya: gas, batu bara, air, nuklir dan angin).

Sunday, June 1, 2003

Kalau Saja Disewakan ke Indonesia…

01 Juni 2003
Catatan Dahlan Iskan
Kalau Saja Disewakan ke Indonesia…

“Pengin jadi jutawan?”
“Gampang!”
“Gampang bagaimana?”
“Jadikan diri Anda seorang miliader dulu. Lalu, bikinlah perusahaan penerbangan. Anda akan segera jadi jutawan…”

Saturday, December 21, 2002

Mampir ke Zhuhai, setelah Sebulan Belajar Putonghua di Tiongkok

21 Desember 2002
Mampir ke Zhuhai, setelah Sebulan Belajar Putonghua di Tiongkok
Wewenang Lebih Penting dari Uang

Pulang dari belajar bahasa mandarin (Putonghua) di Jiangxi Shi Fan University Nanchang, CEO Jawa Pos DAHLAN ISKAN mampir di kota Zhuhai. Dia sangat tertarik dengan kota ini. Berikut catatannya:

Wednesday, May 2, 2001

Jawa Pos adalah Dahlan Iskan (12)

Jawa Pos adalah Dahlan Iskan (12)
Bagaimana dalam 20 tahun satu koran kecil jadi dominan di Indonesia?
Oleh: MAX WANGKAR
Sumber: PANTAU, edisi Mei 2001

APRIL 2000, Eric Samola mengundurkan diri dari kursi direktur utama PT Jawa Pos. Samola diganti oleh Dahlan. Saat itu Goenawan Mohamad, dalam kedudukan sebagai presiden komisaris PT Jawa Pos, merasa tak enak melihat Yusril Djalinus dan Zulkifly Lubis, keduanya anggota direksi PT Grafiti Pers, dan orang-orang yang dipercayai Goenawan, belum kebagian kursi Jawa Pos. Maka pengunduran diri Samola membawa perubahan lain. Para pemegang saham menunjuk Harjoko Trisnadi, salah satu pemegang saham PT Jawa Pos, dan Zulkifly Lubis masuk dalam jajaran direksi PT Jawa Pos mendampingi dua direksi lama pasangan Dahlan yakni Ratna Dewi dan Imam Soeroso. Sedangkan Yusril Djalinus diberi kursi dalam jajaran komisaris bersama para pemegang saham individual macam Goenawan Mohamad.