Rekor si Pendosa Beralih ke Bernie
Terapkan Investasi Model Rampok-merampok
Terapkan Investasi Model Rampok-merampok
Siapa saja yang baru kehilangan uang miliaran rupiah di Lehman
Brothers (via Citibank Jakarta dan kantor-kantor cabangnya) atau Bank
Century (via direkturnya yang cantik itu), sebaiknya mulai tersenyum:
banyak orang yang jauh lebih bodoh dari kita semua. Mereka adalah
orang-orang Amerika dan Eropa. Mereka baru saja kehilangan triliunan
rupiah.
Karena kasus ini baru terungkap pekan lalu, pelakunya belum sempat
masuk daftar 10 pendosa terbesar di dunia yang mengakibatkan krisis
gobal ini. Joseph Cassano (urutan pertama pendosa terbesar itu, lihat harian ini edisi 18 November 2008) pun seharusnya segera menyerahkan gelarnya itu kepada Bernard Lawrence Madoff yang biasa dipanggil Bernie.
Di tangan satu orang Bernie ini telah hilang uang USD 50 miliar atau
sekitar Rp 600 triliun. Uang itu milik ribuan orang dan lembaga
keuangan. Mulai bank sebesar HSBC sampai uang milik yayasan-yayasan
sosial. Selama ini mereka memang percaya penuh kepada Bernie. Lewat
perusahaan milik keluarga Bernie, Madoff Investment Securities LLC, uang
mereka memang dijanjikan bisa beranak pinak lebih cepat.
Selama 13 tahun janji itu selalu menjadi kenyataan. Uang yang
ditempatkan di Bernie selalu mendapat bunga lebih besar dari bentuk
investasi apa pun: deposito, obligasi, reksadana, equity, dan seterusnya. Ini karena Bernie melakukan bisnis perdagangan over the counter (OTC). Inilah bentuk transaksi perdagangan (uang, saham, obligasi, convertible bonds, dan seterusnya) dengan biaya murah.
Istilah over the counter sendiri, menurut Wikipedia, diambil
dari istilah perdagangan obat. Yakni, jual beli obat yang pembelinya
tidak perlu membawa resep dan bahkan tidak perlu ke dokter dulu.
Penjualnya juga tidak perlu bertanya apakah pembelinya membawa resep
atau tidak. Dengan demikian, seharusnya, obat bisa dijual lebih murah:
tidak perlu ada unsur biaya ke dokter dan tidak perlu ada biaya
pengganti kertas resep (komisi dokter). Tapi, bisa mendapat obat yang
sama, asal tahu nama dan kegunaannya.
Untuk melakukan perdagangan over the counter itulah Bernie perlu modal besar. Modal bisa didapat dari siapa saja yang mau memercayakan uangnya ke dia, dengan imbalan return yang
lebih menarik. Bunga lebih tinggi bisa dijanjikan karena Bernie tidak
harus mengeluarkan banyak biaya untuk transaksi-transaksi itu.
Ibaratnya, tidak perlu biaya notaris, biaya legal, biaya meterai, biaya
konsultan, biaya asuransi, dan seterusnya. Semua penghematan biaya itu
bisa dikompensasikan sebagai bunga yang lebih tinggi.
Dengan cara itu nama Bernie semakin top di mata para pemilik uang.
Bahkan, banyak yang memberinya gelar “Bernie yang berhati Santa Claus”
karena bisa memberikan uang lebih banyak daripada siapa pun. Kian banyak
uang masuk, kian banyak aktivitas over the counter yang dilakukan. Lalu Bernie berkembang ke bisnis yang orientasinya juga hebat: market maker, off exchange, dan after hour trading.
Maka pada dasarnya Bernie mirip apa yang dilakukan orang di Wenzhou,
Provinsi Zhejiang: uang tidak harus berlalu lalang lewat lembaga-lembaga
resmi. Sebelum atau setelah perdagangan saham dilakukan secara resmi di
bursa saham pun Bernie terus bisa melayani kebutuhan orang untuk
transaksi itu. Dia ibaratnya bisa jadi bursa di saat bursa belum buka
atau setelah bursa sudah tutup. Dia juga bisa jadi sarana pertukaran
(instrumen keuangan) di luar sarana yang ada. Bahkan, dengan prosedur
khusus yang lebih efisien. Bernie dikenal sebagai penawar yang tangguh.
Kalau Anda menjual uang atau saham lewat dia, dia pandai menawarkan
dengan harga terbaik. Kalau Anda mau membeli saham/uang lewat dia, dia
akan membantu Anda menawar lebih hebat.
Masih ada yang membuat perusahaannya sangat efisien sehingga bisa
memberikan jasa lebih baik kepada nasabah: semua keluarganyalah yang
mengendalikan usaha itu. Mulai anak-anak, adik-adik, sampai
ponakan-ponakannya. Meski begitu, semua transaksi sangat profesional:
kalau ada satu saja yang tidak setuju, transaksi tidak dilakukan.
Bernie mendirikan perusahaan itu dengan modal hanya USD 5.000 hasil
upahnya sebagai penjaga pantai di Rockaway Beach, New York. Usaha ini
ditekuni dengan tingkat kehematan, ketekunan, kerja keras yang khas
Yahudi. Saat itu hanya istrinyalah yang jadi pegawai. Yakni yang
memegang buku. Ketika anak-anaknya sudah lulus kuliah, satu per satu
mulai bergabung. Ini seiring dengan semakin besarnya perusahaan. Lalu
adik-adiknya dan ponakan-ponakannya.
Perusahaan ini kemudian sukses besar. Bahkan, berhasil menjadi salah
satu perusahaan terbesar dalam kancah Wall Street. Modalnya menjadi USD
300 juta atau sekitar Rp 4 triliun. Bernie kemudian memang terkenal
sebagai salah satu tokoh pengusaha Yahudi yang sukses. Banyak sekali
yayasan sosial Yahudi yang dipercayakan kepadanya, termasuk menjadi chairman
universitas Yahudi, Yeshiva University. Kalau memberikan sumbangan,
Bernie terkenal dengan angka-angka yang setara puluhan miliar rupiah.
Minggu lalu dia ditangkap dengan dakwaan menggelapkan uang ribuan
orang senilai Rp 600 triliun. Kini Bernie ditahan luar karena menaruh
uang jaminan USD 10 juta atau sekitar Rp 110 miliar. Sebelum berangkat
meninggalkan kantornya, Bernie sempat bicara dengan salah seorang
direkturnya, apa yang sebenarnya terjadi. “Ini semua sebenarnya Ponzi
Scheme,” katanya sebagaimana dikutip sebuah media di Amerika.
Apa itu “Model Ponzi?” Benarkah dia sebenarnya tidak sekadar melakukan over the counter, off exchange, dan after hour trading, melainkan juga terutama melakukan praktik bisnis “Model Ponzi?”
Nama “Model Ponzi” diambil dari nama orang, Charles Ponzi. Dia orang
Italia yang lahir pada 1903 yang kemudian bermigrasi ke Amerika. Pada
1920 Ponzi ditangkap karena melakukan bisnis aneh -yang waktu itu tidak
ada namanya. Ponzi-lah yang menemukan teknik bisnis itu. Bisnis tersebut
sekarang biasa dikenal dengan nama sistem piramid atau sistem berantai.
Saat ini semua orang sudah tahu apa yang dimaksud: Anda menaruh uang
di situ. Lalu harus ada orang lain setelah Anda yang juga menaruh uang
di situ. Maka, Anda akan dapat bunga sangat menarik. Bahayanya, semua
orang juga sudah tahu: kalau suatu saat tidak ada lagi orang yang mau
ikut di sistem itu, runtuhlah piramid itu. Lama-lama banyak sekali
variasi atau modifikasi model ini. Bernie juga tidak sepenuhnya
melakukan apa yang dilakukan Ponzi. “Ini model Ponzi dalam ukuran
raksasa,” ujar Bernie saat memberikan penjelasan pendek kepada
direksinya saat ditangkap.
Apakah tidak ada lagi orang yang menaruh uang di Bernie sehingga
modelnya ini runtuh? Begitulah. Karena ada krisis, semua orang perlu
uang. Lalu ada yang mendadak menjual uangnya yang ada di Bernie ke hedge funds.
Nilainya sangat besar, USD 100 juta. Maka ketika dana ini dicairkan,
mulailah keruntuhan Bernie. Pihak yang sinis mengatakan, “bisnis model
ini adalah bisnis rampok-merampok”. “Untuk bisa membayar perampok harus
merampok. Begitu seterusnya.”
Krisis ternyata masih melahirkan krisis. Rangkaian ini masih belum
diketahui di mana ujungnya. Minggu lalu pun, ketika orang sudah mulai
membicarakan bahwa krisis mungkin berakhir tahun depan, tiba-tiba dunia
dikejutkan oleh munculnya kasus Bernie ini. Entah ada kejutan apa lagi
bulan depan. (*)
No comments:
Post a Comment