Selasa, 09 Desember 2008
Kakbah Berpayung, Telanjang Kaki Tidak Panas Lagi
Makkah dan Masjid Al Haram yang Sedang Ganti Total Wajah (3-Habis)
Makkah dan Masjid Al Haram yang Sedang Ganti Total Wajah (3-Habis)
Pembenahan Kota Makkah, terutama kawasan di sekitar Masjid Al Haram,
tetap menjadikan Kakbah sebagai sentrum. Bahkan, kali ini ada pembenahan
yang cukup revolusioner di sekitar bangunan kubus itu, sehingga jamaah
lebih nyaman beribadah.
Laporan Anas Sadaruwan dari Makkah dan Dahlan Iskan dari Surabaya
Perubahan total wajah Kota Makkah ini sebenarnya sudah lama
direncanakan: 1989. Tapi, memang banyak pekerjaan perencanaan yang harus
dilalui sehingga secara fisik, pembebasan tanahnya baru bisa dilakukan
pada 2004.
Perencanaannya pun cukup hati-hati. Untuk menggusur peninggalan
bersejarah, misalnya, sampai dilakukan pengecekan secara internasional.
Termasuk penggusuran benteng Ajyad yang dibangun pada 1775 yang diprotes
oleh Turki: ternyata bangunan itu tidak termasuk yang dilindungi
Unesco, badan PBB untuk urusan kebudayaan.
Meski begitu, pemerintah Arab Saudi tetap akan mengabadikannya dengan
cara ini: membangun replika benteng itu. Hanya, replika itu tidak akan
dibangun di tempat asalnya. Replika itu akan dicarikan tempat yang lebih
terhormat dalam keseluruhan tata Kota Makkah yang baru.
Total ada enam proyek superblok di pusat Kota Makkah, yang berarti di
sekitar Masjid Al Haram. Kalau di sebelah barat masjid ada superblok
Jabal Omar, di sebelah timur masjid ada proyek superblok Jabal Khandama.
Sebagaimana juga proyek Jabal Omar, superblok Jabal Khandama akan
berupa bangunan-bangunan apartemen pencakar langit, hotel-hotel bintang
lima, mal, dan segala macam keperluan orang hidup.
Kalau proyek Jabal Omar seluas 23 hektare, Jabal Khandama tiga kali
lipatnya. Karena letak Jabal Khandama berdekatan dengan Jabal Kubes,
berarti lokasinya di sekitar istana. Di lokasi ini memang ada istana
yang khusus dipergunakan oleh keluarga kerajaan kalau sedang berada di
Makkah. Istana ini berupa bangunan tinggi yang dari lantai tertentu bisa
melihat Kakbah. Maklum, bangunan istana ini memang praktis menempel di
Masjid Al Haram, dekat Babul Malik. Yang belum jelas adalah apakah
istana ini termasuk yang harus digusur, karena lokasinya yang terlalu
mepet masjid. Atau tetap dipertahankan karena bangunan itu sendiri masih
relatif baru.
Enam proyek superblok baru inilah yang akan mengubah secara total
wajah Kota Makkah. Juga mengubah pemandangan sekitar Masjid Al Haram.
Maklum, lokasi enam proyek tersebut semuanya di sekitar masjid. Bahkan,
menjadikan masjid sebagai sentrumnya.
Desain-desain tata kota di enam superblok itu juga dirancang secara
terbuka. Layout proyek-proyek itu ditenderkan secara internasional. Juga
antara satu proyek dan lima lain harus sinkron dan menjadi satu
kesatuan perencanaan. Untuk mengikuti tender itu sudah ada pedoman
dasarnya. Yakni, satu perencanaan tata Kota Makkah yang baru, yang
disiapkan oleh perusahaan ahli tata kota modern dari Prancis: Atelier
Lion. Berdasarkan konsep dasar itulah, peserta sayembara tata kota
mengerjakan perencanaan detail enam proyek di sekitar Masjid Al Haram
itu. Termasuk dua proyek utama: Jabal Omar dan Jabal Khandama di dekat
Jabal Kubes itu.
Dengan enam superblok itu, gaya hidup penduduk Makkah akan berubah
total. Dari kebiasaan lama tinggal di rumah-rumah biasa, menjadi berumah
di apartemen-apartemen. Ini akan sama dengan apa yang terjadi di dunia
Barat. Budaya rumah lama dengan tatanan khas Arabnya akan mengalami
perubahan drastis. Dari wajah lahirnya, Kota Makkah masa depan akan
terlihat seperti Kota New York atau Singapura.
Penataan Makkah memang boleh dibilang belakangan. Pemerintah
kelihatannya lebih mendahulukan penataan Kota Madinah. Kota Madinah
(tempat Nabi Muhammad SAW melanjutkan penyebaran agama sampai meninggal
dunia) memang sudah sepuluh tahun terakhir ini terlihat sangat cantik.
Taman-tamannya luas dan banyak pepohonan. Masjid Nabawi sendiri dibangun
kembali dengan sangat cantiknya: termasuk kawasan sekitar masjid.
Sistem toiletnya yang di bawah tanah itu bisa dibilang sempurna untuk
memenuhi kebutuhan jutaan jamaah haji: bersih, modern, dan naik turunnya
memakai eskalator.
Halaman masjidnya yang sangat luas, di samping bisa menampung banyak
jamaah, juga menjadi landskap tersendiri bagi masjid itu. Tapi, memang
masih ada kelemahannya. Kalau lagi musim panas, halaman itu silau dan
membuat kaki yang menginjaknya belingsatan. Tahun ini semua kelemahan
itu sudah dipecahkan: halaman itu dipasangi payung-payung raksasa dengan
sistem buka tutup elektronik. Bahan-bahannya juga sangat luks sehingga
terkesan sangat modern. Pada musim panas, halaman itu praktis berpayung.
Sedangkan di musim sejuk, payung-payung itu menutup dan bentuk
tertutupnya menjadi hiasan yang memperindah masjid.
Ide memayungi halaman Masjid Nabawi tersebut rupanya datang dari
pengalaman masjid itu sendiri saat dilakukan pembangunan secara
besar-besaran 20 tahun lalu. Di bagian dalam Masjid Nabawi, terutama
yang menghubungkan bangunan lama dan baru, juga ada ruang tembus langit
yang cukup luas. Ruang ini menjadi bagian dari masjid dan justru menjadi
unsur ventilasi raksasa bagi masjid yang atapnya begitu masif.
Pada saat-saat tertentu, ventilasi ini ditutupi payung-payung. Di
saat tertentu, seperti waktu malam atau pagi, payung-payung itu ditutup.
Bentuk payung-payung penutup itu seperti hiasan interior tersendiri
bagi masjid besar tersebut.
Rupanya dari situ pula pelajaran dipetik: di Makkah, di Masjid Al
Haram, juga akan dipasang “payung” serupa. Memang berada di pelataran
sekitar Kakbah bisa memberikan suasana kerohanian yang khusus. Terutama
pada jam-jam menjelang sahur di bulan puasa. Namun, di musim panas,
terutama tengah hari, pelataran di sekitar Kakbah panasnya bukan main.
Padahal, kita harus bertelanjang kaki di situ. Marmer pelataran itu
memang sangat menyejukkan, tapi di puncak musim panas tetap saja luar
biasa menyengatnya. Dengan pemasangan “payung-payung” itu nanti, soal
ini juga terpecahkan. Apalagi, secara desain payung itu sudah
disesuaikan dengan lingkungan Masjid Al Haram, termasuk keberadaan
Kakbahnya.
Melihat maket Masjid Al Haram berpayung, rasanya baik-baik saja.
Artinya, tidak ada perasaan kebatinan yang terganggu kesuciannya oleh
kehadiran benda-benda baru yang didesain indah itu. Entahlah bagi orang
yang berpendapat bahwa Masjid Al Haram harus dipertahankan keasliannya
karena merupakan tempat paling suci di mata umat Islam. (*)
No comments:
Post a Comment