Revolusi Dunia Transplantasi
Saya masih di ibu kota Brazil, Brasilia, saat membaca perkembangan
hebat di bidang transplantasi ini. Kami, rombongan presiden, sedang
bersiap-siap ke Rio de Janeiro, kota terbesar di Brazil, sebelum besok
ke Peru untuk APEC Summit.
Ketika membuka internet dan menemukan berita ini, saya langsung
membatalkan membuka hal-hal lain. Saya cermati benar berita itu. Luar
biasa. Ini akan menjadi terobosan yang tak terbayangkan. Apalagi, bagi
dunia Islam yang selama ini kesulitan mendapatkan organ karena
kepercayaan agama. Pembibitan organ dari sel diri sendiri itu menjadi
jalan keluar yang bisa mengatasi segala-galanya. Kecuali ulama Islam tetap mengharamkannya.
Saya sendiri, meski dinilai berhasil melakukan ganti hati di
Tiongkok, tetap saja waswas. Harus selalu hati-hati terhadap apa pun.
Bahkan, ketika mengikuti perjalanan Bapak Presiden SBY ke berbagai
negara ini, saya sebenarnya juga waswas. Karena itu, saya perlu ke
Tiongkok (tempat Dahlan Iskan menjalani operasi, Red) dulu untuk minta
izin dokter saya di sana.
Memang, sebelum ini saya sudah melakukan perjalanan ke banyak negara.
Tapi, baru sekali ini terbang ke tempat yang amat jauh. Saya selalu
berpikir, bahaya tidak ya perjalanan ini? Sampai beribu-ribu kilometer
jauhnya? Satu-satunya yang menenangkan saya adalah: ini pesawat
kepresidenan. Tentu semuanya akan safe dan di situ ada tim dokter. Kalau
ada apa-apa bisa langsung diatasi, meski secara darurat dulu.
Karena itu, begitu tiba di Washington sebelum pertemuan puncak 20
kepala negara, saya sempat ke rumah sakit di Washington. Saya lakukan
cek total badan saya setelah terbang lebih 20 jam. Hasilnya,
alhamdulillah, tidak apa-apa dan hasil pemeriksaan darah juga baik-baik
saja.
Saya sangat antusias membaca pekembangan transplan dengan organ
bikinan itu. Dunia akan semakin maju. Saya yakin, 20 tahun yang akan
datang semuanya teratasi dengan lebih mudah. (*)
No comments:
Post a Comment