Kamis, 12 Maret 2009
Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (4)
Serang Presiden Sejam, 51 Kali Tepuk Tangan
Pidato nasional Presiden Barack Obama mengenai rencana pendapatan dan
belanja negara yang baru (2010) minggu lalu membuat golongan
konservatif semakin meneguhkan sikap bahwa Obama memang benar-benar
sedang membawa Amerika Serikat menuju ke “kiri”. Ini membuat golongan
“kanan” yang semula masih berharap bahwa setelah terpilih Obama bisa
lebih ke “tengah” kehilangan harapan itu. Maka, golongan “kanan” pun
kini semakin mengonsolidasikan diri.
Wujud konsolidasi yang terbaru dan terjelas adalah diadakannya
konferensi golongan kanan yang disebut “konferensi aksi golongan
konservatif” di Washington pekan lalu. Yang hadir 6.000 orang dan
disiarkan langsung oleh jaringan TV Fox News ke seluruh negara. TV Fox News dicitrakan sebagai jaringan TV yang dekat dengan golongan “kanan”, yang berarti berseberangan dengan jaringan TV CNN yang dicitrakan dekat dengan golongan liberal.
Bintang pada konferensi itu adalah Rush Limbaugh, penyiar radio
dengan gaji Rp 300 miliar setahun, yang kini menjadi lawan utama
Presiden Obama di akar rumput. Keberaniannya melawan Obama secara
terbuka bukan saja membuat pendengar siaran Limbaugh yang mencapai 30
juta orang itu naik terus, tapi juga membuat dia laris sebagai
penceramah di mana-mana. Pada konferensi golongan konservatif pekan lalu
itu dia mendapat alokasi pidato satu jam!
Pidatonya luar biasa menarik. Dari catatan saya saja, 51 kali tepuk
tangan meriah diberikan kepadanya. Limbaugh juga membuat hadirin tertawa
ngakak sampai 16 kali. Bahkan,
beberapa kali tepuk tangan itu disertai teriakan-teriakan koor, rasanya
sampai enam kali. Bahwa pidato itu sangat sugestif bisa dilihat dari
seringnya hadirin meneriakkan kata seperti “huuu” setiap Limbaugh
mengucapkan nama tertentu. Limbaugh sendiri juga kuat dalam bermimik,
sampai-sampai untuk mengucapkan kata tertentu dia menunjukkan wajah yang
sedang meringis atau mulut yang mencep (bahasa Jawa, untuk menunjukkan
gerak bibir yang bisa mengesankan sedang meremehkan lawan, seperti yang
sering diperagakan Megawati dalam wawancara di acara Kick Andy di Metro TV bulan lalu).
Limbaugh benar-benar seimbang kalau diperlawankan dengan Obama dalam
hal kepintaran berpidato. Dari segi isi, pidato Limbaugh juga sangat
dalam. Saya malah menarik kesan bahwa dia bisa jadi “ideolog” aliran
konservatif. Seolah-olah dialah orang yang paling sah menafsirkan apa
itu ideologi konservatif di Amerika. Dia bisa menjelaskan dengan baik
apa itu ideologi “kanan” golongan konservatif dengan cara yang sangat
mudah dimengerti (lihat lanjutan tulisan ini besok).
Dari segi lahiriah, pidato Limbaugh bahkan jauh lebih menarik daripada
Obama. Pilihan kata-katanya sama hebatnya dengan Obama, tapi Limbaugh
lebih lebih sering memeragakan humor, baik dengan kata-kata maupun
gerakan.
Waktu memulai pidato itu saja, Limbaugh sudah memesona dengan kisah
humornya. Tentu sebuah humor yang sekaligus mengejek lawan politiknya di
media massa, yang juga tidak kalah terkenal dan legendarisnya itu:
Larry King, penyiar TV CNN, yang
tentu dari golongan liberal. Bedanya, Larry King adalah “raja” di
televisi, sedangkan Limbaugh “raja” di radio. Limbaugh masih muda,
sedangkan Larry King (sebagaimana bisa dilihat di televisi) sudah
kelihatan sekali rentanya. Tentu Limbaugh merasa lebih tinggi daripada
King karena kedalamannya dalam dunia ideologi.
Humor di pembukaan itu juga multitujuan karena bisa sekaligus
menjelaskan mengapa orang selama ini menilai Limbaugh sebagai orang yang
arogan atau sombong. Dia menganggap dirinya bukanlah orang yang
sombong. Dia memang orang yang hebat! Simaklah humornya ini:
Ketika Larry King meninggal dunia, dia dipersilakan oleh penjaga
surga, Saint Peter, untuk melihat-lihat suasana indahnya surga. “Selamat
datang Mr King, senang Anda mati dan bisa sampai di sini. Saya
persilakan Anda melihat-lihat suasana di sini sebelum memutuskan Anda
akan memilih tempat yang mana. Ada pertanyaan?” ujar Saint Peter.
“Saya hanya ada satu pertanyaan saja. Apakah Rush Limbaugh ada di sini?” tanya Larry King. Tentu dengan nada yang iri.
“Tidak. Dia tidak ada di sini. Dia masih belum punya waktu. Dia masih muda,” jawab Saint Peter.
Lalu, Larry King jalan-jalan di surga, melihat-lihat tempat-tempat
yang tak tepermanai indahnya. Lalu dia masuk ke bangunan yang paling
indah dan paling besar. Begitu masuk, Larry King kaget melihat mahkota
dengan tulisan Rush Limbaugh di mahkota itu.
“Bukankah Anda mengatakan Rush Limbaugh tidak di sini?” tanya Larry King dengan penuh khawatir kepada Saint Peter.
“Memang tidak. Ini kan kamarnya Tuhan. Itu mahkotanya Tuhan. Tuhan
saja yang selalu berobsesi untuk bisa seperti Limbaugh!” jawab Saint
Peter.
Hadirin tertawa terpingkal-pingkal. Rush Limbaugh lantas
menggarisbawahi kesimpulan humor itu. “Jadi, siapa bilang saya itu
sombong?” katanya.
Di awal pidato itu dia juga mencitrakan dirinya sebagai orang yang
penting, lawan utama Obama dan tentu lawan seluruh golongan liberal.
Tentu akan banyak ancaman melalui telepon selama dia berpidato itu
nanti. “Tidak apa-apa. Sudah ada petugas yang menerima telepon di
belakang,” katanya.
Lalu Limbaugh mengemukakan bahwa hadirin tidak perlu waswas akan
keamanan dirinya. Bagian ini juga bisa mengesankan bahwa dirinya adalah
orang yang penuh percaya diri dan satiris sekaligus humoris. “Saya
perkenalkan inilah kepala keamanan saya. Namanya Joseph Stalin. Saudara
Joseph mohon berdiri…,” ujar Limbaugh tanpa menjelaskan apakah nama yang
menakutkan itu bagian dari kepintarannya menyeram-nyeramkan keadaan.
Joseph Stalin adalah nama yang amat terkenal sebagai pemimpin tertinggi
komunis dunia di masa lalu yang menakutkan.
“Jadi, di bawah pengamanan Joseph Stalin, saya safe di sini. Dijamin tidak akan ada serangan dari golongan liberal. Mana mungkin golongan liberal berani melawan Stalin,” guraunya.
Pidato Limbaugh hari itu memang luar biasa sengitnya menyerang
golongan liberal yang dia tuduh sebagai golongan kiri dan sedang membawa
Amerika Serikat ke arah kiri. Terutama bisa dilihat dari kebijaksanaan
APBN Obama yang, dia nilai, sangat pro-orang miskin dan antiorang kaya.
“Amerika harus kita rebut kembali,” seru Limbaugh.
Namun, Limbaugh juga menyadari bahwa golongan kanan lagi mengalami
kesulitan yang sangat besar. Terutama untuk bisa merebut kembali Amerika
dari golongan liberal. “Kita memang sedang dalam krisis kepemimpinan,”
katanya.
Golongan kanan memang masih sangat sulit memilih siapa yang bisa
tampil di depan. George Bush sudah terbukti kalah angin. Dia tidak mau
menampilkan lagi tokoh puncak yang pernah menjadi presiden dan ketika
menjabat terbukti payah. John McCain juga sudah terlalu tua dan sudah
terbukti kalah dalam pemilu lalu. Sarah Palin memang sangat “kanan”,
tapi belum bisa jadi tokoh nasional. Ada calon lain yang muda, pintar,
dan hebat. Dia adalah Bobby Jindal, Gubernur Lousiana. Tokoh yang baru
38 tahun itu juga seperti Obama, tidak sepenuhnya kulit putih. Jindal
adalah keturunan India. Tapi, rasanya juga kurang menarik bagi golongan
kanan yang sangat fanatik kulit putih.
Mereka harus mencari yang sebanding dengan Obama. Limbaugh memuji
kehebatan Obama habis-habisan. Mulai kepintaran otaknya dan terutama
cara berkomunikasinya. “Sayangnya, dia ingin membawa Amerika bangkrut.
Jadi, saya harap dia gagal sebagai presiden,” ujarnya. (bersambung)
No comments:
Post a Comment