Monday, March 9, 2009

Dahlan Iskan : Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (1)

Senin, 09 Maret 2009
Dahlan Iskan : Lawan-Lawan Obama yang Mulai Tumbuh (1)

Kini mulai muncul lawan-lawan yang membahayakan presiden Amerika Serikat yang baru, Barack Obama. Yang mengejutkan, musuh utamanya kini adalah seorang penyiar radio. Tentu kubu oposisi, Partai Republik, juga kian menunjukkan penentangannya, tapi tidak setelak penyiar radio itu. Maklum, Partai Republik sedang krisis kepemimpinan.

Begitu krisisnya sampai-sampai seorang pejabat Gedung Putih yang tentunya menjadi pendukung utama Obama melemparkan isu bahwa ketua umum Partai Republik yang sebenarnya saat ini adalah si penyiar radio itu. Karena Gedung Putih selalu menanggapi omongan penyiar radio tersebut, sang penyiar itu pun kian berkibar. Namanya bukan main ngetopnya seminggu terakhir ini: Rush Limbaugh.

Jumlah pendengarnya benar-benar fantastis. Terbanyak di antara pendengar siaran radio apa pun. Bahkan, ketika serangannya kepada Obama kian keras, jumlah pendengarnya terus berkembang. Harian Washington Post menyebut sampai 25 juta orang. Komentator terkemuka Pat Buchanan menyebut sampai 30 juta. Televisi Fox News menyebutkan 19 juta orang.

Obama yang kelihatannya juga sangat mementingkan pencitraan terasa sekali terganggu oleh Rush Limbaugh. Sampai-sampai dia mengimbau secara langsung agar pendukung Partai Republik tidak lagi mendengarkan siaran Rush Limbaugh.

Tapi, Rush Limbaugh kian ”ganas”. Pernyataannya yang terakhir justru tidak tedeng aling-aling lagi. ”Saya menginginkan Obama gagal,” katanya. Maka, gegerlah. Di tengah-tengah upaya pemulihan ekonomi, di tengah-tengah suasana krisis yang kian berat, Amerika Serikat juga menghadapi masalah ”kesatuan bangsa” yang berat di dalam negeri.

Rush Limbaugh mengasuh acara yang disebut Limbaugh Show selama tiga jam pada pukul 12.00 siang waktu Amerika bagian timur atau jam 10 pagi waktu Amerika bagian barat. Semua itu disiarkan dalam sebuah jaringan radio yang direlai di berbagai wilayah seluruh Amerika.

Pendengar Limbaugh umumnya memang masyarakat yang beraliran konservatif, pendukung utama Partai Republik. Mereka amat menyukai orang seperti George Bush atau Sarah Palin (gubernur Alaska yang mantan pasangan John McCain dalam pemilihan presiden yang lalu) dan sangat fanatik kepada kulit putih. Krisis kepemimpinan di Partai Republik menyebabkan tidak ada tokoh kuat yang bisa menjadi sandaran aspirasi golongan konservatif itu. Apalagi, pimpinan partai juga dituntut untuk lebih negarawan. Bukan saja di dalam partai itu juga terdapat banyak anggota yang beraliran lain, tapi soal-soal yang sensitif seperti soal ras tidak bisa secara leluasa menjadi agenda partai. Di saat seperti inilah, ketika ada orang yang anti-Obama dengan terang-terangan dan gayanya juga menarik, pengikutnya sangat banyak.

Bulan lalu, ketika perkumpulan orang konservatif Amerika mengadakan kongres, Rush Limbaugh juga diminta untuk menjadi pembicara. Di forum besar itu. sekali lagi, dia menegaskan harapannya agar Obama gagal. Sambutan dari yang hadir bukan main meriahnya. Tepuk tangan meriah berkali-kali menyambutnya. Bahkan, ketika beberapa pernyataan yang amat keras mengecam Obama, hadirin sampai bertepuk tangan sambil berdiri.

Rush Limbaugh seumur dengan saya: 58 tahun. Dia lahir di negara bagian yang memang terkenal dengan sifat masyarakatnya yang konservatif: Missouri. Keluarganya orang-orang terhormat: politisi dan pengacara terkenal. Bahkan, kakeknya menjadi pejabat tinggi negara. Limbaugh sendiri hanya tamatan SMA di daerah asalnya karena gagal menyelesaikan kuliah. Dia sempat masuk ke Universitas Southeast Missouri, tapi hanya bertahan dua semester. Penyebab kegagalan kuliahnya itu -sebagaimana dikemukakan ibunya kepada berbagai media- hanya satu: gagal di semua bidang mata pelajaran! ”Bahkan, dia gagal pada ‘pelajaran’ dansa di lantai-lantai dansa yang sebenarnya,” tutur ibunya lagi.

Limbaugh memang tidak tertarik kepada apa pun. Dia hanya menginginkan satu hal: menjadi penyiar radio. Rupanya dia sangat fokus sejak dari jiwa dan pikirannya. Maka, begitu gagal kuliah, dia pergi merantau ke tempat di mana bisa memberikan kesempatan kepadanya untuk menjadi penyiar. Pergilah dia ke Negara Bagian Pennsylvania dan menjadi disc jockey di sebuah radio. Berhasil. Dia terpilih sebagai top-40 disc jockey terbaik.

Dengan modal prestasinya itu, dia berpindah-pindah ke banyak kota: Kansas City, Sacramento, dan banyak kota lainnya untuk menjadi pengasuh acara talk show di radio. Terakhir, pada 1988, dia berhasil masuk ke New York. Dia diterima di Radio WABC (770 AM) dan berkibar di situ hingga sekarang. Bahkan, Limbaugh menjadi sangat berjasa dalam mengangkat kembali citra radio AM setelah pada 1970-an digusur oleh FM. Radio AM waktu itu dianggap tidak sebaik FM dalam memperdengarkan musik. Padahal, acara Limbaugh lebih mengutamakan talk show. Talk show-nya yang sangat sukses juga bisa menjadi jalan keluar bagi pemilik-pemilik radio AM di berbagai wilayah. Maka, kian banyak radio AM yang minta merelainya -bahkan sampai-sampai ada pula radio FM yang ikut bergabung. Terakhir sampai 650 radio yang ikut menyiarkan Rush Limbaugh Show.

Gaya talk show-nya yang menggabungkan antara memberikan kuliah sungguhan sambil mendengarkan musik dan mempermainkan soal-soal politik membuat Limbaugh seperti seorang penghibur, guru, dan juga politikus. Limbaugh juga pintar dalam mengambil hati dan menyerap aspirasi pendengarnya (terutama aspirasi golongan konservatif) sehingga dialah yang sebenarnya -bukan anggota DPR- yang bisa disebut mewakili suara rakyat golongan itu. Itulah sebabnya, pada masa lalu, para anggota DPR dari Partai Republik memberikan penghargaan kepadanya sebagai ”anggota DPR kehormatan”. Atau, ”anggota DPR yang tidak resmi”. Itu lantaran keberhasilan Partai Republik dalam menguasai kursi di DPR pada 2004 tidak bisa dilepaskan dari jasa Rush Limbaugh.

Obama yang kini gencar-gencarnya menyusun agenda penanganan krisis tentu tidak menginginkan suasana panas di akar rumput itu terus berkembang. Apalagi, agenda perubahan yang disiapkan Obama sangat mendasar sehingga akan banyak sekali mengundang pro-kontra.

Panasnya suasana di akar rumput, terus merosotnya harga saham di Wall Street, kian melonjaknya pengangguran, dan sensitifnya isu-isu yang akan dibawakan Obama tentu akan membuat perdebatan di DPR nanti sangat ketat. Padahal, APBN itu sudah harus mulai berlaku 1 Oktober depan. Tidak banyak lagi waktu bagi DPR untuk memperdebatkan.

Karena itu, banyak aspirasi yang menyarankan agar Obama mengabaikan saja penyiar radio tersebut. ”Tetaplah konsentrasi kepada misi untuk mengatasi krisis dan membawa perubahan,” tulis salah satu komentar di internet. Tapi, berdasar survei salah satu situs politik di sana menyimpulkan, 51 persen berpendapat bahwa Obama tidak boleh mengabaikan hal tersebut.

Salah satu isu yang akan sangat menghebohkan adalah rencana perubahan sistem kesehatan nasional yang, antara lain, didukung oleh Senator Ted Kennedy. Kennedy adalah orang yang seumur hidupnya memperjuangkan perlunya reformasi sistem kesehatan di AS. Dan, baru pada masa Obama ini idenya itu bisa diterima dan sudah dimasukkan sistem APBN yang sedang diusulkan ke DPR.

Tapi, Limbaugh juga sangat tidak menyukai perubahan itu. Begitu sengitnya perlawanan Limbaugh kepada pemerintahan Obama sampai-sampai dia terus mengampanyekan kata-kata ini: Saya mengharapkan Senator Ted Kennedy meninggal tepat di saat UU baru sistem kesehatan nasional itu disahkan. Ted kini memang sakit-sakitan. Dan, dia ingin bisa melihat perjuangannya itu berhasil sebelum dirinya meninggal. Dengan sinisnya, Limbaugh mengatakan dalam siarannya, ”Jadilah UU itu nanti sebuah UU yang diberi nama UU yang hanya untuk mengenang Ted Kennedy.”

Komentar itu -meski memuaskan pengikutnya- tentu sangat memukul Kennedy. Apalagi, saat itu dia sedang sakit dan dalam kadaan seperti itu dia paksakan untuk ikut pertemuan puncak sistem kesehatan nasional. Karena itu, tokoh Demokrat menilai kata-kata Limbaugh tersebut telah melampaui batas dan memalukan. ”Para tokoh Partai Republik harus menghentikan Limbaugh dan mengatakan kepadanya bahwa cukuplah sudah,” kata Brian Wolf, tokoh Demokrat.

Tapi, Limbaugh tidak peduli. Bahkan, dia memanfaatkan situasi ekonomi yang sangat memburuk pekan lalu. ”Obama berbicara soal kesehatan terus kerena dia gagal mengatasi krisis ekonomi,” kecamnya. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment